Prevalensi kejadian
Prevalensi lanjut usia yang mengalami malnutrisi di Indonesia sudah mencapai angka yang cukup besar yaitu 17-65% (Morley & Silver, dikutip dari Rohmawati, Asdie & Susetyowati, 2015) Berdasarkan hasil penelitian Rohmawati, Asdie dan Susetyowati (2015), didapatkan bahwa sekitar 25,9% lanjut usia di kota Padang mengalami kekurangan asupan gizi. Sama halnya dengan Denpasar, setengah sampel mengalami permasalahan dalam status gizi, yaitu gizi lebih (14,64%), status gizi normal (43,9%), dan status gizikurang (41,46%).5 Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Nazari, Yusuf, & Tahlil (2016) mengungkapkan bahwa sekitar 86 lansia atau 8,6% dari jumlah lansia di Ulee Kareng Banda Aceh mengalami obesitas. Berdasarkan penelitian sebelumnya tersebut dapat dilihat bahwa lansia beresiko mengalami malnutrisi.
Malnutrisi sangat penting ditangani dalam meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup lansia. Hal ini berkaitan dengan morbiditas dan mortalitas lansia10, serta gangguan kemampuan fungsional pada tahap kehidupan lansia.11 Studi sebelumnya mengungkapkan bahwa malnutrisi sering terjadi pada lansia dengan demensia.12 Selain itu, studi oleh Khater dan Abouelezz (2011), menemukan bahwa malnutrisi dan resiko malnutrisi signifikan tinggi pada lansia dengan gangguan fungsi kognitif sedang (mild cognitive impairment) dibandingkan dengan lansia yang memiliki fungsi kognitif normal (p=0.002).13 Oleh karena itu, penulis ingin meneliti dan mengetahui bagaimana hubungan status mental dengan asupan nutrisi lansia, karena masih belum jelas bagaimana pemenuhan asupan nutrisi lansia yang menyebabkan mereka berisiko menderita malnutrisi
Pro dan kontra
Malnutrisi merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering dialami oleh lanjut usia. Masalah dalam pemenuhan asupan nutrisi dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu, malnutrisi umum, defisiensi nutrien tertentu dan obesitas. Meningkatnya usia harapan hidup pada lansia, memiliki dampak positif dan negative bagi kesehatan. Berdampak positif apabila lansia tersebut berada dalam keadaan sehat, aktif dan produktif. Sedangkan berdampak negatif, apabila terjadi peningkatan biaya pelayanan kesehatan akibat bertambahnya lansia yang menderita penyakit, penurunan pendapatan dan peningkatan disabilitas, karena
secara biologis lansia memiliki masalah penurunan kesehatan akibat penuaan.
Pembahasan
Menurut Putra (2013), pemenuhan nutrisi pada lansia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pola konsumsi dan asupan makanan, status kesehatan, status ekonomi, pengetahuan, pemeliharaan kesehatan, lingkungan dan budaya. Dalam penelitian ini, faktor yang dapat mempengaruhi perilaku lansia dalam pemenuhan nutrisi adalah status kesehatan. Pada penelitian ini, didapatkan
sebagian besar lansia mengalami multiple morbidity yaitu sebanyak 39,2% responden.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amran, Kusumawardani, & Supriyatiningsih (2010) yang menunjukkan bahwa mayoritas responden yang menderita penyakit mempunyai asupan nutrisi yang rendah. Penyakit yang diderita lansia tersebut menyebabkan anoreksia sehingga berpengaruh terhadap asupan nutrisi.
Menurut Putra (2013), pemenuhan nutrisi pada lansia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pola konsumsi dan asupan makanan, status kesehatan, status ekonomi, pengetahuan, pemeliharaan kesehatan, lingkungan dan budaya. Dalam penelitian ini, faktor yang dapat mempengaruhi perilaku lansia dalam pemenuhan nutrisi adalah status kesehatan.
Pada penelitian ini, didapatkan sebagian besar lansia mengalami multiple morbidity yaitu sebanyak 39,2% responden. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amran, Kusumawardani, & Supriyatiningsih (2010) yang menunjukkan bahwa mayoritas responden yang menderita penyakit mempunyai asupan nutrisi yang rendah. Penyakit yang diderita lansia tersebut menyebabkan anoreksia sehingga berpengaruh terhadap asupan nutrisi.
Hasil Penelitian menemukan adanya hubungan antara status mental dengan asupan nutrisi lansia (p = 0.011), yaitu lansia yang memiliki fungsi mental yang baik akan memiliki asupan nutrisi yang baik pula. Oleh karena itu, diharapkan kepada pemberi asuhan, terutama keluarga, untuk membantu memenuhi asupan
nutrisi lansia dengan penurunan fungsi mental ini sehingga dapat menjaga dan meningkatkan kesehatannya.
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan RI. Analisis Lansia di Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI. dikutip dari: file:///C:/Users/ Windows%20X/Downloads/Analisis%20Lansia%20Indonesia%202017%20(1).pdf
Fratiglioni L, Launer LJ, Andersen K, Breteler MM, Copeland, JR, Dartigues JF,
et al. Neurologic diseases in the elderly research group. Incidence of dementia and major subtypes in Europe: A collaborative study of population-based cohorts.
Neurology. 2000; 54: 10 –15.
Teo YK, Wynne HA. Malnutrition of the elderly patient in hospital: risk factors,detection and management. Reviews in Clinical Gerontology. 2001;
11: 229–36.
Munandar H. Pengaruh kondisi gigi lengkap terhadap status gizi manula. Skripsi yang tidak dipublikasikan. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin, Makassar. 2014