229
(Resume
Jurnal: Appreciating Diversity Through Children’s Stories
and
Language Development)
Jurnal ini membahas tentang
menghargai keragaman melalui cerita anak dan perkembangan bahasanya. Dalam
jurnal ini dikatakan keragaman itu sendiri dimulai dari dalam kelas di mana
guru dapat melihat bagaimana anak-anak berinteraksi setiap harinya. Contoh,
sarah sangat suka menyirami tanaman karena dirumahnya ia berkebun. Juan, ketika
ia merasa malu ia mencoba memisahkan diri dari temannya dengan berubah menjadi
harimau dan andres ia anak yang sangat menyayangi teman-temannya, pada saat
temannya datang ke sekolah ia langsung memeluknya. Disini guru dapat mengerti
dan memberikan toleransi pada setiap perbedaan yang dilakukan oleh anak-anak
tersebut karna orang dewasa merupakan sumber kekuatan bagi anak-anak tersebut.
Setiap anak dan keluarganya
mempunyai cerita tersendiri yang mana cerita tersebut merupakan sesuatu yang
unik yang ada pada keluarga mereka, ketika kita berinteraksi dengan keluarga
yang berbeda maka wawasan kita akan bertambah. Anak-anak yang dapat menggunakan
bahasa selain bahasa ibu akan mudah berkomunikasi dengan orang lain yang ada
disekitarnya, kita sebagai orang pertama yang ada di dekat anak haruslah
memantau anak dengan memberikan pemahaman bahasa yang baik yang dapat anak
gunakan ketika beriteraksi dengan orang lain (Rigg & Allen, 1989)
Orang dewasa dapat mempelajari kisah
anak-anak melalui karya seni, bermain dan drama yang dilakukan anak. Bermain
dan karya seni bukan hanya sebagai cara bagi anak untuk mengetahui satu sama
lain, tetapi suatu cara yang indah dimana anak dapat mengekspresikan dan
mengkomunikasikan ide-ide mereka, pengalaman dan perasaannya (Thompson, 2005;
Schirrmacher, 2002; jones & Reynolds, 1992)
Anak-anak dapat menceritakan kisah
mereka melalui seni, baik dalam kolase, cat atau media lainnya. Ilustrasi atau
karya seni lainnya dapat menyampaikan pikiran, tindakan, peristiwa, emosi, dan
pengalaman yang terkadang tidak dapat diungkapkan (Thompson, 2005). Contoh
ketika flor de maria pertama sekali tinggal di rumah orang tua angkatnya ia
menggambar ibunya yang sedang menggendong flor di punggungnya. Di Guatemala
tempat mereka tinggal, hal seperti itu adalah hal yang wajar ketika seorang ibu
membawa bayi dipunggungnya sampai anak berusia 4 atau 5 tahun. Gambar tersebut
yang dibuat oleh flor telah menceritakan bagaimana pengalamannya.
Gambar kedua yang di gambar oleh
flor, flor menggambar foto bermain bola bersama ayahnya, bulan pertama di saat
flor tinggal bersama mereka flor juga menggambar foto keluarga, foto tersebut
menggambarkan cara flor bergabung atau melakukan pendekatan dengan keluarga
barunya dan mempunyai rasa memiliki.
Ketika kita ingin mengerti apa yang
digambarkan oleh anak, maka mintalah anak untuk menjelaskan maksud dari gambar
tersebut, dari situ kita mudah memahami apa yang dimaksudkan dalam gambar yang
telah dibuat oleh anak tersebut (Schirrmacher, 2002; Thompson, 2005). Pada saat
mereka mulai memberi tahu maksud dari gambar yang mereka buat, maka kita
sebagai orang dewasa akan memperoleh wawasan baru dimana hal tersebut anak
mencoba untuk berkomunikasi dengan kita.
Seni juga dapat membuat anak-anak
merekam peristiwa dan membantu mereka memahami pengalamannya. Hal ini berfungsi
sangat baik bagi anak-anak untuk memahami keragaman baru yang ada di sekitar
mereka. Lukisan, gambar, kolase, lagu, cerita mereka dapat mengungkapkan apa
yang mereka lihat dan mengerti tentang dunia di sekitar mereka (kieff &
Casbergue, 2000, hal. 172).
Bermain, Ketika kita hanya
memfokuskan bahasa dan bermain, banyak teori terkait seperti teori piaget
(1951) dan vygotsky (1978), mereka menyatakan bahwa melalui bermain anak-anak
menggembangkan symbol dan simbolik yang berhubungan langsung dengan
perkembangan bahasa dan pembentukan konsep. Salah satu aspek yang sangat
penting dalam perkembangan bahasa dan bermain adalah bahwa ketika anak bermain
bersama anak dapat beradaptasi, seperti flor dan temannya yoselin, mereka
ketika berbicara menggunakan dua bahasa yaitu bahasa spanyol dan inggris namun
dengan mereka saling berinteraksi, mereka akan mengerti satu sama lain.
Kekuatan yang terdapat dalam bahasa
selama anak bermain adalah ketika mereka saling berinteraksi dan terlibat dalam
percakapan, percakapan sangat berarti bagi mereka ketika mereka bermain bersama
karena mereka mencoba mengkomunikasikan yang tejadi di antara mereka
(Dudley-marling & Searle, 1991) seperti contoh dua anak di atas tadi,
ketika mereka berbicara dengan bahasa yang berbeda tapi mereka sama-sama ingin
menjelaskan dari apa yang ingin mereka komunikasikan.
Seni drama, ketika orang tua angkat
yoselin membawanya pertama sekali ke rumah mereka, pagi-pagi ketika yoselin
bangun lalu turun ke bawah dan menepuk bolak-balik kedua telapak tangannya,
maksud dari menepuk bolak balik adalah ia ingin memakan tortila jagung. Lalu
flor ketika ingin memakan sesuatu menggambar sebuah lingkaran di udara dengan
jari-jarinya, lalu orang tuanya menebak bahwa yang di gambarkan oleh flor adalah
“donat”, lalu flor mengatakan “donat”. Dengan cara seperti ini, orang tua flor
membantunya untuk dapat menggunakan bahasa lisannya bukan hanya dengan gerakan
tangan.
Berkomunikasi melalui gerakan juga
merupakan suatu cara yang baik yang dapat digunakan anak untuk menambah
keutuhan komunikasinya. Anak-anak dapat melakukan cerita dengan gerakan sebelum
ia menceritakan dengan lisan dan orang dewasa membantu anak menebak cerita apa
yang dimaksud dengan cara perlahan-lahan. Tujuannya adalah untuk anak dapat menggambarkan
ceritanya terlebih dahulu, dengan melakukan gerakan maka ia membuat orang yang
mendengarkannya memahami apa yang dimaksud, baru anak melakukan cerita dengan
lisan ataupun tulisan.
Vivian paley dikenal dengan teorinya
tentang “storyacting” dimana anak-anak bercerita untuk anak-anak yang lebih
dewasa atau gurunya, lalu gurunya bertindak sebagai juru nulis, juru nulis
mengecek cerita yang di tulis anak apakah anak mengerti tentang apa yang di
ceritakan temannya ketika ia memperagakan cerita. Lalu anak yang menceritakan
meminta anak lain untuk memperagakan cerita tersebut, lalu penulis muda atau
anak tersebut berakting sesuai dengan cerita tersebut (paley, 1990).
Daftar Pustaka
Thompson,
Susan. 2008. Appreciating Diversity
Through Children’s Stories and Language
Development. University of Northern Colarado