112
2.1 Sejarah Singkat Pasar Induk Lambaro
Pasar Induk Lambaro
merupakan salah satu tempat usaha yang bergerak dibidang pertanian dan
perikanan dan peternakan.
Pasar Induk
Lambaro berdiri setelah tsunami yang di bantu oleh pemerintah jepang agar mudahnya
dalam melaksanakan jual beli, namun
pasca tsunami pasar direhabilitasi dan
direkonstruksi.
Aktivitas pemasaran di Pasar Induk Lambaro dimulai sejak pukul 04.00 WIB. Sayur dan buah
asal Brastagi, misalnya seperti tomat mulai dibongkar
dari mobil truk pengangkut. Keseluruhan biaya transportasi ditanggung sendiri oleh pedagang besar seharga Rp 500/Kg tomat. Tomat tersebut kemudian didistribusikakepada
pengecer. Pengecer diwilayah Aceh Besar dan Banda Aceh langsung membeli sendiri tomat tersebut pada pedagang besar di Pasar
Induk Lambaro. Tomat dikirimkan oleh pedagang besar melalui angkutan,
dimana biaya transportasi dibebankan kepada pedagang pengecer. Dan selanjutnya
dijual kepada konsumen.
2.3 Komoditas
Komoditi tomat yang
dipasarkan di Pasar Induk Lambaro terdiri atas dua jenis yaitu Tomat Medan yang
bentuknya bulat dan Tomat Aceh yang bentuknya beriris atau bergelombang. Tomat
Medan biasanya batangnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan Tomat Aceh,
begitu juga dengan tingkat harganya, Tomat Medan lebih tinggi tingkat harganya
daripada Tomat Aceh. Diantara keduanya yang lebih
disukai konsumen adalah Tomat Medan, karena jika dilihat dari segi rasa Tomat
Aceh lebih asam dari pada Tomat Medan.
2.4 Profil Pedagang
Pak Ibrahim adalah
seorang kepala rumah tangga yang berumur 52 tahun. Pak Ibrahim mempunyai seorang
istri yang bernama Ibu Maryam yang berumur 40 tahun dan 6 orang anak, dimana 3 orang anaknya sudah meninggal dunia.
Sekarang tinggal 3 orang lagi, anak yang pertama kelahiran 1983 kuliah di FKIP
B.Inggris Unsyiah, yang kedua kelahiran 1987 kuliah di Akbid Fakinah, dan yang ketiga
kelahiran 1990 kuliah di Kesehatan Cut Nyak Dien. Pak Ibrahim dan Ibu Maryam
ini tidak memiliki pekerjaan sampingan melainkan hanya berdagang saja. Mereka
hanya mengandalkan berdagang di Pasar Induk Lambaro untuk menghidupi
keluarganya. Pak Ibrahim sudah mulai berdagang sejak tahun 1993 (± 18 Tahun). Mereka
berdagang tiap hari dari pukul 6 pagi sampai dengan pukul 7 sore.
Bapak Ibrahim
selaku pedagang pengecer dalam sehari membeli tomat dari pedagang besar
sebanyak 1 tong (40/50 kg), dimana perkilo nya dijual dengan harga Rp. 7000/kg.
Sedangkan pada hari besar keagamaan atau hari besar lainnya itu tergantung
kondisi, paling murah dijual seharga Rp. 2000/kg. Bapak Ibrahim selaku pedagang di Pasar Induk Lambaro menjual
tomat sebanyak 4-6 tong/hari. Satu tong dihargai senilai Rp 350.000 .
2.5 Retribusi Pasar
Sesuai dengan peraturan
Daerah Kabupaten Aceh Besar, bahwa orang pribadi atau badan yang melakukan
kegiatan usaha dan berada di lokasi pasar maupun lingkungannya (subyek
Retribusi), diwajibkan untuk membayar retribusi (retribusi pasar =
retribusi golongan jasa umum).
Cara penghitungan tarif retribusi di Pasar Induk Lambaro: Seorang pedagang menempati lapak dengan luas 2 m x 3 m = 6 m2
Tarif retribusi 1 hari = 6 m2
= Rp. 5.000,-/hari untuk semua komoditi, karena bukan hanya satu komoditi saja yang dipasarkan, tetapi ada 5 komoditi
yaitu Kol, Buncis, Alpukat, Wortel, dan Tomat.
Maka tarif retribusi untuk semua
komoditi adalah Rp. 5000/5 = Rp.1000/komoditi.
Jadi dalam 1 bulan = Rp. 1000 x 30 = Rp. 30000.
BAB III
HASIL DAN PELAKSANAAN KEGIATAN
HASIL DAN PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1 Target Kegiatan Bakti Profesi
Adapun target kegiatan
Bakti Profesi disini adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui dan
mengenal Profil Pedagang Tomat di Kawasan Pasar Induk Lambaro Kabupaten Aceh
Besar.
2.
Mengetahui jenis tomat
yang dijual.
3.
Melihat secara
langsung proses penjualan buah tomat.
4.
Mengetahui
pendapatan perbulan dan konsumsi perharinya.
5.
Menyerap
pengetahuan praktis dilapangan tentang penjualan tomat di Pasar Induk Lambaro.
3.2 Modal usaha
Pak Ibrahim memulai
usahanya dengan modal sebesar Rp. 4.000.000. Dimana modal tersebut merupakan
modal pinjaman bukan dari modal sendiri. Besarnya modal tersebut digunakan oleh
pedagang sayuran tomat untuk memenuhi kebutuhan usahanya seperti untuk membeli
tomat yang diperoleh langsung dari agen tomat di Brastagi dan biaya
transportasi dari Brastagi ke Pasar Induk Lambaro. Dimana modal tersebut
semakin lama semakin bertambah jumlahnya, dikarenakan kebutuhan yang juga bertambah.
3.3 Sumber Barang
Untuk memenuhi
permintaan tomat dikota Banda Aceh dan sekitarnya, pedagang besar di Pasar Induk Lambaro
memperoleh tomat dari agen tomat di Brastagi. Oleh pedagang besar tomat
tersebut didistribusikan ke pengecer dan sampai pada konsumen akhir.
3.4 Sistem Pemasaran
Pemasaran merupakan
suatu proses perencanaan untuk menjelaskan konsep, harga, promosi, dan
distribusi, sejumlah ide barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi. Pemasaran juga mencakup
kegiatan-kegiatan maupun usaha-usaha yang berhubungan dengan perpindahan
barang-barang kebutuhan dari tangan produsen sampai ketangan konsumen akhir.
Di Pasar Induk
Lambaro Kabupaten Aceh Besar sistem pemasaran yang digunakan dapat dilihat pada
Gambar 1.
Gambar 1. Skema Sistem Pemasaran
Tomat di Pasar Induk Lambaro
Berdasarkan hasil kegiatan Bakti
Profesi di Pasar Induk Lambaro Kabupaten Aceh Besar, Pak Ibrahim dan Buk Maryam
membeli dari pedagang besar kemudian menjualnya di Pasar Induk Lambaro
Kabupaten Aceh Besar. Terkadang ada juga yang membeli dari Bu Maryam untuk
dijual lagi.
3.5 Harga Jual dan Harga Beli
Tomat dibeli dari
pedagang besar dengan harga Rp. 5000, sedangkan dijual oleh pedagang pengecer
sebesar Rp. 7000. Untuk harga produk ini tidak dapat dipastikan karena
tegantung pada keadaan dan situasi pasar. Jika tomat yang terdapat di pasar
dalam jumlah yang banyak maka dapat dipastikan bahwa harga buah tomat
perkilogram akan lebih murah namun apabila jumlah buah tomat yang tersedia di
pasar sedikit sekali atau terbatas sedangkan jumlah permintaan bertambah maka
harganya akan menjadi mahal. Jadi dapat disimpulkan bahwa harganya tidak tetap,
berkisar antara Rp. 2000 – Rp. 7500,- perkilogramnya..
Kebutuhan pasar akan buah tomat dari
tahun ketahun terus meningkat, disamping konsumsi dalam negri yang cukup besar,
tomat juga merupakan komoditi ekspor yang sangat menggiurkan bagi para pemasok.
Kendala yang sering dihadapi dalam memenuhi peluang pasar terutama terletak
pada ketidak sesuaian antara kualitas yang dibutuhkan dengan kualitas produk
yang dihasilkan.
3.6 Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran
yang digunakan oleh pedagang besar adalah:
No
|
Perincian Biaya
|
Total Biaya
(Rp)
|
1
|
Transportasi
|
25.000
|
2
|
Pajak (sewa tempat dan kebersihan)
|
5.000
|
3
|
Konsumsi
|
20.000
|
Jumlah
|
50.000
|
Sumber :
Pedagang Tomat, 2011
Dari tabel diatas
dapat dilihat bahwa biaya pemasaran yang dikeluarkan Bapak Ibrahim adalah Rp 50.000.
Dimana biaya untuk
transportasi dari Brastagi yaitu sebesar Rp. 500/Kg tomat. Dalam satu tong tomat
biaya transportasinya adalah 50 Kg x Rp. 500 = Rp. 25000. Biaya pemasaran yang
digunakan oleh pengecer untuk membayar retribusi pasar senilai Rp. 5000 untuk 5
komoditi.
Nilai susut hanya terjadi jika pada
saat pengangkutan, tomat banyak yang hancur dikarenakan jalan yang rusak.
Selain itu juga ada tomat yang busuk karena tidak habis terjual.
3.7 Keuntungan
a. Hasil tomat diperkirakan 40/50 kg dalam
1 tong.
b. Total penerimaan yang diperoleh oleh pedagang tomat adalah :
TR = P x Q
= Rp 7000 x 50kg
= Rp 350.000/hari
c. Total biaya yang digunakan oleh pedagang tomat adalah:
TC = Biaya Pembelian + Biaya
Transportasi
=
Rp 350.000 + Rp 500
=
Rp 350.500/hari
Maka keuntungan yang di peroleh
per tong adalah:
Ï€ = TR- TC
= Rp 350.000 – Rp 350.500
= Rp 500/hari
3.8 Kendala Aktivitas
Kendala yang
dihadapi oleh pedagang yaitu kadang-kadang tomat yang dijual belum tentu sehari
itu bisa terjual habis. Jika dalam sehari itu tomat tidak habis terjual maka
kemungkinan tomat tersebut bisa membusuk. Tomat-tomat tersebut dapat bertahan
dalam waktu ± 3 hari. Selain itu tidak menentunya harga dipasaran yang
disebabkan oleh fluktuasi harga yang dipengaruhi oleh banyaknya jumlah komoditi
yang dihasilkan.
Kendala yang dihadapi oleh Mahasiswa
yaitu pada saat melakukan kegiatan Bakti Profesi, ketika wawancara Pak Ibrahim
dan Ibu Maryam sedang sibuk-sibuknya melayani pembeli yang datang pada saat
itu, sehingga wawancara sulit dilakukan. Selain itu,
penulis hanya bisa meneliti satu pedagang, bila terlalu banyak pedagang akan
mengganggu aktifitas jual beli.
3.9 Solusi
Dalam Bakti Profesi
banyak permasalahan dan kendala yang terjadi. Namun, suatu masalah itu tetap
harus bisa diatasi. Solusi yang dapat diberikan adalah dengan menggunakan modal
sendiri untuk usaha kecil-kecilan terlebih dahulu dan dapat berkerja sama
dengan pedagang lain agar usaha dapat berjalan dengan lancar.
Adapun masalah yang
ditemukan selama Bakti Profesi yang dilakukan adalah dalam pemasaran tomat ini
sangat tergantung pada musim atau
cuaca karena tomat
merupakan tanaman yang mudah rusak.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan
dari hasil kegiatan Bakti Profesi yang telah dilakukan adalah:
1.
Komoditi tomat yang
dipasarkan di Pasar Induk Lambaro terdiri atas dua jenis yaitu Tomat Medan yang
bentuknya bulat dan Tomat Aceh yang bentuknya beriris atau bergelombang.
Diantara keduanya yang paling disukai konsumen adalah Tomat Medan karena rasanya
lebih manis dari pada Tomat Aceh.
2.
Harga tomat yang
dibeli pedagang pengecer dari pedagang besar adalah Rp. 5000/kg. Tetapi harga
tomat yang dijual kepada konsumen adalah Rp. 7000/kg.
4.2 Saran
Adapun saran yang
dapat diberikan adalah:
Diharapkan kepada
pedagang pengecer sebaiknya lebih memperhatikan kondisi tempat komoditi
diletakkan, agar komoditi yang dipasarkan tidak mudah rusak sehingga nilai
ekonomisnya tetap tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofjan. 2009. Manajemen
Pemasaran. Rajawali Pers. Jakarta.
Irawan dan Swastha. 1990. Saluran
Pemasaran. BPFE. Yogyakarta.
Soekartawi, 1982. Prinsip
Dasar Ekonomi Pertanian dan Teori Aplikasi. Sinar Bandung. Bandung
Sunarjono, Hendro.
2009. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya. Depok.
Tags:
MAKALAH