MAKALAH JENIS-JENIS ALTERASI HIDROTHERMAL

122
            
Alterasi adalah perubahan mineralogi maupun komposisi kimia karena batuan berinteraksi dengan fluida hidrothermal. Alterasi ini akan menghasilkan berbagai jenis mineral baru yang kemungkinan bernilai ekonomis.

Alterasi hidrotermal akan bergantung pada :
1.    Karakter batuan dinding
2.    Karakter fluida ( Eh, pH )
3.    Kondisi tekanan dan temperatur pada saat reaksi berlangsung ( Guilbert dan Park, 1986, dalam Sutarto, 2004 )
4.    Konsentrasi
5.    Lama aktivitas hidrotermal ( Browne, 1991, dalam Sutarto, 2004 )
Ada berbagai jenis alterasi hidrothermal yaitu menurut Guilbert (1986) berdasarkan pembagian oleh Meyer dan Hamley (1967) antara lain : potasik, propilitik, serisitik, argilik, argilik lanjut, greisen, dan skarn.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai tipe-tipe alterasi
1.      Potasik
Alterasi tipe ini dicirikan oleh kandungan K-silikat. Ditemukan adanya kandungan potash seperti yang terdapat pada K feldspar dan ditemukan adanya penggantian kandungan hornblenda atau klorit oleh biotit dan plagioklas K feldspar. Zona alterasi ini dicirikan oleh mineral ubahan berupa biotit sekunder, K Feldspar, kuarsa, serisit dan magnetite. Pembentukkan biotit sekunder ini dapat terbentuk akibat reaksi antara mineral mafik terutama hornblende dengan larutan hidrotermal yang kemudian menghasilkan biotit, feldspar maupun piroksen. Pada alterasi ini dijumpai anhidrit, titanit, apatit, flourit, kalsit atau sideromagnesio, kalsit, kalkopirit, molibdenit, pirit, magnetit, hematit dan albit dalam jumlah kecil. Zona potasik merupakan zona alterasi yang berada pada bagian dalam suatu sistem hidrotermal dengan kedalaman bervariasi yang umumnya lebih dari beberapa ratus meter


Gambar 1. Batuan dengan alterasi tipe Potasik


2.      Propilitik
Alterasi tipe ini menghasilkan mineral-mineral seperti epidot, klorit dan karbonat yang menggantikan komposisi mineral plagioklas serta hornblenda-biotit pada batuan. Terbentuk pada temperatur 200°-300°C pada pH mendekati netral, dengan salinitas beragam, umumnya pada daerah yang mempunyai permeabilitas rendah. Terjadi juga proses metasomatisme pada alkali tanah atau proses leaching yang tidak berpengaruh. Menurut Creasey (1966, dalam Sutarto, 2004), terdapat empat kecenderungan himpunan mineral yang hadir pada tipe propilitik, yaitu :
·       Klorit-kalsit-kaolinit
·       Klorit-kalsit-talk
·       Klorit-epidot-kalsit
·       Klorit-epidot

Gambar 2. Batuan yang kaya akan klorit
3.      Serisitik / filik
Alterasi ini dicirikan oleh serisit pilosilikat. Mineral-mineral seperti feldspar, mika, dan mineral mafik terubah menjadi serisit dan kuarsa. Mineral-mineral seperti pirit, klorit, leukosen, rutil, sphene muncul sebagai mineral aksesoris. Alterasi ini dijumpai pada batuan asal berupa andesit mafik pada sistem porfiri. Zona alterasi ini biasanya terletak pada bagian luar dari zona potasik. Batas zona alterasi ini berbentuk circular yang mengelilingi zona potasik yang berkembang pada intrusi. Alterasi ini terbentuk pada temperatur sedang-tinggi (230°-400°C), fluida asam-netral, salinitas beragam, pada zona permeabel, dan pada batas dengan urat.

Gambar 3. Contoh alterasi tipe serisitik



4.      Argilik
Alterasi ini dicirikan dengan kehasiran kaolin yang berasal dari plagioklas dan montmorilonit yang berasal dari amfibol dan plagioklas. Alterasi ini terjadi pada suhu rendah dan perbandingan K+/H- kecil.


 Gambar 4. Alterasi tipe argilik 


5.      Argilik Lanjut
Alterasi ini ditunjukkan adanya perbandingan rasio K+/H- dan Na+/H- yang rendah. Terjadi peluluhan semua kandungan alkali. Pada suhu 300oC terbentuk mineral-mineral pyrofilit, pyrofilit-andalusit sedangkan pada suhu yang lebih rendah terbentuk kaolin dan dickit dalam jumlah besar.Dijumpai juga kuarsa, alunit, topaz, zunyite, turmalin, dan hidro-kloro-fluor-boro-aluminosilikat lainnya.

Gambar 5. Batuan dengan alterasi tipe argilik lanjut
Sumber : www.ppmpng.com
6.      Greisen
Alterasi tipe ini mirip dengan alterasi tipe argilik lanjut atau filik namun jumlah serisit yang dijumpai lebih banyak dan tidak dijumpai pyrofilit. Banyak dijumpai kuarsa, muskovit dan topas namun sedikit dijumpai turmalin, rutil, flourit, kasiterit, wolframit dan magnetit.

Gambar 6. Batuan dengan alterasi tipe greisen
Sumber : geologicalintroduction.baffl.co.uk

7.      Skarn
Skarn merupakan asosiasi dari kandungan silika yang kaya akan besi dan mempunyai kandungan kalsium. Alterasi ini mengandung amfibol, piroksen, garnet, epidot-zoisit dan piroksenoid menggantikan batugamping atau dolomit. Terdapat kandungan magnesium, besi, silika, alumunium dalam jumlah banyak. Alterasi ini terbentuk akibat kontak antara batuan sumber dengan batuan karbonat, zona ini sangat dipengaruhi oleh komposisi batuan yang kaya akan kandungan mineral karbonat. Pada kondisi yang kurang akan air, zona ini dicirikan oleh pembentukan mineral garnet, klinopiroksin dan wollastonit serta mineral magnetit dalam jumlah yang cukup besar, sedangkan pada kondisi yang kaya akan air, zona ini dicirikan oleh mineral klorit,tremolit – aktinolit dan kalsit dan larutan hidrotermal. Alterasi skarn terbentuk pada fluida yang mempunyai salinitas tinggi dengan temperatur tinggi (sekitar 300°-700°C). Proses pembentukkan skarn akibat urutan kejadian Isokimia – metasomatisme – retrogradasi.

Gambar 7. Batuan dengan alterasi tipe skarn


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Sponsor

Close Button
CLOSE ADS
CLOSE ADS