1.1 Latar
Belakang
Struktur
hewan adalah kumpulan dari berbagai macam jaringan dan melaksanakan suatu tugas
tertentu dan akan membentuk organ. Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan.
Jaringan tersusun oleh sel-sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama.
Jaringan tersusun atas beberapa sel yang memiliki struktur dan fungsi yang
sama. Jaringan dengan struktur yang khusus memungkinkan meraka mempunyai fungsi
yang spesifik yang berbeda dengan jaringan lain.
Perubahan
sel menjadi jaringan terjadi melalui proses spesialisasi. Jaringan penyusun
tubuh hewan ada empat macam yaitu jaringan epitelium, jaringan ikat, jaringan
otot, dan jaringan saraf. Salah satu jaringan yang akan dibahas adalah jaringan
ikat. Jaringan ikat merupakan
jaringan yang berfungsi untuk mengikat sel-sel sehingga membentuk suatu
jaringan dan mengikat suatu jaringan dengan jaringan lainnya, menyokong dan
melindungi bagianbagian tubuh, mengisi rongga-rongga yang kosong, menyimpan
lemak (sumber energi), dan untuk transposrtasi.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui dan menjelaskan
pengertian,
fungsi, penyusun, dan macam-macam dari jaringan ikat pada hewan.
1.3
Manfaat
Sedangkan kegunaan dari penulisan makalah
ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang struktur hewan
terutama pada jaringan ikat serta sebagai referensi dan sumber informasi untuk
pembuatan makalah selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Fungsi Jaringan Ikat
Jaringan ikat berkembang dari mesenkim. Mesenkim
berasal dari mesoderm, yaitu lapisan tengah embrio. Jaringan ikat sering
disebut juga jaringan penyokong atau penyambung. Letak-letak sel jaringan ikat
tidak berimpitan rapat tetapi tersebar. Jaringan ikat tidak terdapat pada permukaan luar
tubuh. Jaringan ikat mengandung banyak pembuluh darah,
kecuali pada tulang rawan (D.A. Pratiwi, 2006).
Ciri khusus dari jaringan ikat adalah
memiliki komponen intraseluler yang disebut matriks. Matriks disekresikan oleh
sel-sel jaringan ikat.dengan demikian secara garis besar, jaringan ikat terdiri
atas sel-sel jaringan dan matriks. Matriks tersususn dari serat-serat dan bahan
dasar. Berdasarkan bentuk dan reaksi kimianya, serat pada matriks dapat
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1.
Serat kolagen; berupa berkas beranekaragam
yang berwarna putih. Serat kolagen mempunyai daya regang yang tinngi dengan
elastisitas yang rendah. Kolagen terdapat pada tendon, yaitu jaringan yang
menghubungkan otot dengan tulang.
2.
Serat elastin; berwarna kuning dan lebih
tipis daripada serat kolagen. Serat elastin mempunyai elastisitas tinggi.
Semakin bertambah usia seseorang, daya elastisitas serat elastin semakin
menurun. Serrat elastin terdapat dalam pembuluh darah dan ligament.
3.
Serat retikuler; hampir sama dengan
serat kolagen, akan tetapi berukuran lebih kecil. Serat retikuler berperan
penting dalam menghubungkan jaringan ikat dengan jaringan lain, khususnya
membrane antara jaringan epitelium dan jaringan ikat (D.A. Pratiwi, 2006).
2.1 Gambar serat kolagen dan serat elastin
2.2 Gambar serat retikuler
Bahan dasar penyusun matriks adalah
mukopolisakarida sulfat dan asam hialuronat. Bentuk bahan dasar ini ialah
homogen setengah cair. Jika kandungan asam hialuronat tinggi matriks bersifat
lentur. Sebaliknya jika kandungan mukopolisakarida sulfatnya tinggi, matriks
bersifat kaku. Bahan dasar ini jika terdapat dalam sendi bersifat kental,
tetapi jika terdapat dalam tulang punggung bersifat padat (D.A. Pratiwi, 2006).
Perimbangan antara sel dan matriks atau
bahan antar sel menunjukkan variasi cukup jelas, tergantung dari macam jaringan
ikat tersebut. Dalam tubuh hewan terdapat berbagai bentuk jaringan ikat, bahkan
ada yang mengalami modifikasi sesuai fungsinya. Fungsi jaringan ikat adalah :
1. Sebagai
penunjang tubuh dalam arti luas, misalnya kerangka tubuh
2. Sebagai
penunjang serta pengantar pembuluh darah, pembuluh limfe, dan saraf termasuk
organ tubuh vital, misalnya otak, ginjal, hati, paru-paru dan sebagainya.
3. Merupakan
media antara pembuluh darah kapiler dengan sel-sel tubuh dalam
mengantarkan
zat makanan, zat asam, dan mengambil sisa metabolisme.
4. Dapat
berfungsi sebagai penimbun lemak (sel lemak), pigmen (sel pigmen),
penghasil
benda darah (sel hemopoetik) (Hernawati, 2008).
2.2
Sel-Sel Jaringan Ikat
Ada
berbagai jenis sel yang tertanam dalam matriks dan memiliki berbagai fungsi
yaitu, fibroblas, histiosit atau makrofag, sel mast, sel pigment. Di samping
itu masih ada beberapa macam sel di tempat-tempat khusus, misalnya limfosit dan
leukosit, berasal dari darah, keluar dari pembuluh darah kapiler melalui proses
diapedesis dengan tujuan tertentu. Sel lemak, terdapat pada jaringan lemak, sel
pigmen terdapat pada jaringan pigmen.
1.
Fibrolas
Sering disebut fibrosit atau
desmosit. Fibroblas merupakan sel-sel jaringan ikat tetap, jumlahnya paling
banyak dan mudah dikenali pada tiap bentuk jaringan ikat. Inti lonjong
mengandung sedikit khromatin. Pada sediaan rutin inti mengecil dan runcing,
sitoplasma cerah dan homogen dan membran plasma tidak jelas. Fungsi fibroblast
yaitu membentuk serabut dan bahan dasar (matriks). Fibroblast dikenal mampu
membentuk serabut kolagen. Fibrolast juga berfungsi mensekresikan protein,
khususnya yang berbentuk serat.
1.3
Gambar Fibrolas
2.
Histiosit (Makrofag)
Bentuk
selnya tidak teratur, penjuluran sel pendek dan tumpul, sedangkan intinya lebih
kecil dan bulat dari fibroblast. Histiosit dalam keadaan istirahat sulit
dibedakan dengan fibroblast. Histiosit tergolong sistem makrofag, sering pula
disebut keluarga RES (Resticulo Endothelial System) yang berfungsi
memfagositosis benda asing (kuman, pecahan sel) dalam tubuh. Fungsi histiosit
membersihkan benda asing dari luar atau dalam tubuh sendiri, misalnya sisa sel
yang sudah mati.
Gambar 2.2 Makrofag
3. Sel
Plasma
Sel
plasma jarang terdapat pada jaringan ikat biasa, sering terdapat pada jaringan
ikat selaput lendir saluran pencernaan. Pada jaringan retikular pembentuk benda
darah, pada tempat perdangan mudah ditemukan. Bentuk selnya lonjong tidak
teratur, lebih kecil dari histiosit, inti terletak eksentrik dengan kromatin
jelas membentuk jalinan seperti roda. Sitoplasma bersifat basofil kuat, mirip
limfosit, tetapi di daerah di mana banyak sitoplasma dekat inti, lemah
mengambil warna sehingga tampak cerah. Daerah ini merupakan lokasi dari
aparatus Golgi yang memang besar dan aktif seperti pada kelenjar eksokrin.
Sepintas lalu sel plasma agak mirip dengan limfosit, karena ada anggapan bahwa
proplasmasit (prekursor sel plasma) berkembang dari limfosit medium tipe-B.
Fungsi sel plasma adalah penghasil utama zat kebal (antibodi) yang bersirkulasi
berkat penelitian dengan teknik flouresent antibodi.
2.3 Gambar
Sel plasma
4. Sel
Mast (Sel Tiang)
Sel mast lazimnya terlihat pada
jaringan ikat longgar, khususnya di sekitar pembuluh darah. Bentuk selnya
besar, lonjong dengan inti agak pucat. Dalam sitoplasma terdapat banyak butir
yang lazimnya bersifat basofil. Butir ini mudah larut dalam air seperti butir
pada leukosit basofil, karenanya sulit dilihat pada sediaan rutin. Fungsi sel
mast menghasilkan heparin (antikoagulan), histamin, dan serotonin. Histamin
menyebabkan terjadinya vasodilatasi dan meningkatkan permeabelitas pembuluh
darah kapiler dan vena kecil pada kasus alergi.
2.4 Gambar Sel mast (sel tiang)
5. Sel
Lemak
Sel
lemak terdapat pada jaringan lemak, yang terspesialisasi khusus untuk menyimpan
lemak, bisa bersifat soliter atau mengelompok. Jika suatu jaringan ikat banyak
mengandung sel lemak, maka jaringan ikat tersebut disebut jaringan adiposa.
2.5 Gambar Sel lemak
6. Sel Pigmen
Sel pigmen lazim disebut „melanosit
dan pigmen yang berwarna coklat hitam disebut melanin. Melanosit banyak
terdapat jaringan ikat berpigmen pada lapis khoroidea mata, rambut, kulit, dan
sebagainya (Hernawati, 2008).
2.3 Jenis-Jenis Jaringan Ikat
1.
Jaringan
Ikat Longgar
Jaringan ikat longgar luas dalam tubuh hewan,
strukturnya dapat sedikit berbeda sesuai dengan lokasi serta namanya. Antara
subkutan, endomisium, dan jaringan interstitial, tidak hanya nama serta
lokasinya yang berbeda, strukturnya pun ada bedanya. Bangun histologi selnya
banyak dan bermacam-macam. Serabutnya sedikit dan bermacam-macam. Matrik atau
bahan dasarnya cukup banyak.
Pemberian nama jaringan ikat
longgar tergantung pada tempatnya serta fungsinya, misalnya subkutan : terdapat
di bawah kulit dan menghubungkan kulit dengan organ tubuh dibawahnya. Merupakan
tempat penimbunan sel-sel lemak. Endomisium : jaringan ikat longgar yang
menghubungkan serabut otot satu dengan lain sambil membawa pembuluh darah dan
syaraf. Jaringan interstitial : jaringan ikat longgar yang terdapat diantara
ujung kelenjar, merupakan media antara pembuluh darah dan sel-sel kelenjar yang
aktif membuat sekreta, misalnya kelenjar ambing (Hernawati, 2008).
Gambar
2.6 Jaringan ikat longgar
2.
Jaringan
Ikat Padat
Jaringan ikat padat terbagi
menjadi dua yaitu sebagai berikut
a.
Jaringan Ikat Padat Teratur
Jaringan
ikat padat teratur dikarenakan susunan serabutnya. Bila serabutnya padat, maka
sel-selnya relatif sedikit serta macamnya terbatas. Matriks pun relatif
sedikit. Dengan melihat macam serabutnya, dibagi sebagai berikut :
- Mayoritas serabut kolagen : tendon, ligamentum, fasia,
aponeurosis.
- Mayoritas serabut elastin : ligamentum
nukhe, tunika flava
Tendon atau Urat
Tendon hampir seluruhnya dari serabut
kolagen, tersusun paralel dan membentuk berkas yang cukup pekat. Di antara
serabut kolagen yang membentuk berkas terdapat fibroblast yang sering disebut
“sel tendon” Di antara berkas satu dengan yang lain terdapat jaringan ikat
longgar yang membawa pembuluh darah dan syaraf. Jaringan tendon yang bersifat
makroskopis sebenarnya merupakan gabungan sejumlah berkas serabut kolagen.
Fungsi tendon merupakan alat untuk menghubungkan antara otot pada bungkul
tulang, misalnya pada otot kaki yang mempunyai tendon yang cukup panjang.
Ligamentum
Secara struktural mirip dengan
tendon, mayoritas terdiri atas serabut-serabut kolagen yang tersusun padat
teratur sejajar. Fungsi sebagai pengikat persendian, menyebrang dari bungkul
satu dengan bungkul tulang yang lain.
Aponeurosis
Aponeurosis mirip dengan tendon dan
ligamentum, hanya saja bentuknya lebar dan agak tipis. Susunan serabut kolagen
yang sejajar dan padat, dapat berlapis-lapis dengan arah berbeda. Aponeurosis
kadang-kadang tampak membalut otot, terletak di antara otot, bisa tidak
berhubungan dengan otot.
Fasia
Secara struktural fasia dan
aponeurosis mirip, sehingga kedua istilah tersebut sering dikacaukan
pengertiannya. Sebenarnya istilah fasia lebih bersifat umum, bisa tebal dan
bisa tipis tergantung pada tempat serta fungsinya. Ada fasia yang hanya terdiri
dari dua lapis sehingga mudah dipelajari secara miksroskopik, tetapi ada pula
yang tebal dan kuat. Semakin banyak lapis yang membentuk anyaman makin kuat
fasia tersebut. Fasia superfisialis terletak di bawah subkutan, langsung
membalut otot, dimana sel-selnya akan menyusup ke dalam fasia tersebut. Fasia
profunda, letaknya lebih dalam, terdiri atas jaringan ikat padat teratur membentuk
anyaman dengan arah serabut berbeda. Di bagian dalam dapat bertaut pada tulang,
ligamen, dan tendon. Fasia sering mebentuk daun menyusup di antara otot membentuk
septa intermuskularis (Hernawati, 2008).
b. Jaringan Ikat Padat Tidak Teratur
Struktur serabut kolagen padat
dan susunannya tidak teratur. Di samping mayoritas adalah serabu kolagen,
terdapat pula serabut elastik sedikit dan bahkan otot polos, misalnya tunika
albugenea testis kuda, kapsula dan trabukula limpa, jelas memiliki otot polos.
Misalnya jaringan ikat padat tidak teratur antara lain korium (kulit), tunika
albugenia, kapsula, trabukula, septa dan sebagainya (Hernawati, 2008)
Gambar
2.7 jaringan ikat padat Gambar
2.8 jaringan ikat padat tak teratur
teratur
3.
Jaringan
Retikular
Jaringan retikular terdiri atas
sel-sel retikular yang membuat jalinan, dan serabut retikular yang menempel
pada tubuh serta penjuluran sel yang saling berhubungan. Inti sel retikular
besar dan pucat, sitoplasma cerah tanpa adanya vakuola didalamnya. Dilihat sari
segi lokasi serta fungsinya, sel-sel retikular dibagi sebagai berikut:
- Di tempat tertentu masih memiliki
potensi embrionik, dengan pengertian dapat
menumbuhkan beberapa macam benda darah, misalnya pada folikel getah
bening,
pulpa putih limpa, sumsum tulang merah.
- Sel retikular pada kelenjar getah
bening dan lain tempat memiliki sifat fagositosis
terhadap benda asing.
- Memiliki sifat fibroblastik, karena
mampu menghasilkan serabut retikular
- Jaringan retikular terdapat pada
organ hemopoietik (pembentuk benda darah), pada
sumsum tulang disebut jaringan
mieloid, sedangkan pada kelenjar getah bening disebut jaringan limfoid (Hernawati, 2008).
2.9 Jaringan retikuler
4. Jaringan Lemak
Suatu bentuk jaringan ikat di
mana mayoritas sel-selnya mampu menimbun lemak dalam sitoplasma. Serabut yang
terdapat di antaranya adalah serabut kolagen, serabut elatin, dan serabut
retikular, di samping pembuluh darah yang cukup banyak. Sel lemak berkembang
dari mensenkim yang berdiferensiasi menjadi „steatoblast‟ yang nantinya menjadi
sel lemak. Butir lemak mula-mula tersebar merata dalam sitoplasma. Lama-lama
butir tersebut bergabung menjadi butir besar dan mengisi sebagian besar sitoplasma
(80-90%).
Secara kimiawi lemak tubuh adalah
ester dari gliserol dan asam lemak (asam palmitin, stearin, dan olein). Lemak
tidak larut dalam air atau alkohol dingin, tetapi larut dalam silol,
khloroform, eter, bensol. Pada pewarnaan sehari-hari (H&E) lemak larut
dalam silol, sehingga tampak sel-sel kosong, tinggal inti dengan sitoplasma
yang tipis di tepi (Hernawati, 2008).
Gambar
2.10 Jaringan lemak
5.
Jaringan
Pigmen
Jaringan pigmen atau lengkapnya
jaringan ikat berpigmen, memiliki sel-sel khusus yang mampu mensintesa serta
menimbun pigmen. Selnya disebut „melanosit‟, sedangkan pigmennya „melanin‟ dan
warnanya coklat hitam. Bangun hisologis sel-selnya memiliki penjuluran dan
dalam sitoplasma terdapat butir-butir melanin, berbentuk pipih atau bulat
dengan diameter 0,2-0,5 μm.
Pada sedian rutin tanpa pewarnaan
melanosit dapat dipelajari dengan jelas, butir melanin jelas hanya inti tampak
kosong. Melanosit terdapat pada lapisan khoroida dan iris mata, stratum
germinativum dan korium kulit hitam (Melanesia, Afrika), rambut serta bulu yang
berwarna hitam (Hernawati, 2008)
Gambar 2.11 Jaringan pigmen
6.
Jaringan
Darah
Jaringan darah merupakan jaringan
penyokong khusus, karena berupa cairan. Ada yang menggolongkan jaringan ini
sebagai jaringan ikat atau jaringan penunujang. Darah tersususn atas sel-sel
darah dan matriks (plasma darah). Jaringan darah terdiri atas cairan darah dan
sel-selnya berupa sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan
keeping darah (trombosit).
a.
Sel
darah merah (eritrosit)
Sel darah merah memiliki ciri-ciri
tidak memepunyai inti, berbentuk bikonkaf, yaitu bentuk cakram dengan bagian
tengah agak gepeng. Warna dari eritrosit tergantung pada hemoglobin, jika
eritrosit mengikat O2 maka eritrosit akan berwarna merah. Fungsi
dari eritrosit ialah untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida. Jumlah
eritrosit bervariasi tergantung jenis kelamin, usia, dan ketinggian tempat
tinggal seseorang.
b.
Sel
darah putih (leukosit)
Terdapat enam
jenis leukosit di dalam darah yaitu neutrofil, esinofil, basofil, monosit,
limfosit, dan sel plasma. Sel darh ini memiliki cirri-ciri memiliki inti sel
dan tidak memiliki hemoglobin. Leukosit berfungsi sebagai pertahanan tubuh.
orang dewasa memiliki sekitar 4800-10800 leukosit per milliliter kubik darah.
Masa hidup leukosit berbeda-beda, granulosit sekitar 12 jam, monosit dapat
bertahan selama beberapa minggu atau bulan dan limfosit dapat berthan selama
100-300 hari.
c.
Keping
darah (trombosit)
Keping darah berbentuk cakarm dan tidak berinti. Masa hidupnya sekitar
8-10 hari. Setelah itu akan dibawa ke limpa untuk dihancurkan. Jumlah keeping
darah adalah 150 ribu-400 ribu per milliliter kubik darah. Fungsi dari keeping
darah ialah untuk menaktifkan mekanisme penggumpalan darah atau pembekuan
darah.
d.
Plasma
darah
Komponen
terbesar penyusun plasma darah adalah air. Plasma darah berperan mengangkut
sari makanan, hormone, zat sisa hasil metabolism, antibodi dan lain-lain (Marno,
2012).
2.12 Gambar eritrosit
2.13 Gambar leukosit 2.14
Gambar trombosit
7.
Jaringan
Limfe/ Getah Bening
Asal jaringan getah bening adalah
bagian dari darh yang keluar dari pembuluh darah, komponen terbesarnya adalah
air dimana terlarut zzt-zat antara lain glukosa, garam-garam, asam lemak.
Komponen selulernya adalah limfosit. Jaringan getah bening menyebar ke seluruh
tubuh melalui pembuluh limfe. Fungsi dari jaringan limfe selain untuk kekebalan
tubuh (adanya limfosit) juga untuk mengangkut cairan jaringan, protein, lemak,
garam mineral dan zat-zat lain dari jaringan ke sistem pembuluh darah (Marno, 2012).
8.
Jaringan
Tulang Rawan (Kartilago)
Tulang rawan merupakan hasil
spesialisasi jaringan ikat berserat elastis. Matriks tulang rawan merupakan
campuran dari protein dan polisakaridayang disebut kondrin. Oleh karena itu,
sel tulang rawan disebut kondrosit. Kondrosit dibentuk oleh kondroblas.
Kondrosit terletak dalam lacuna yang terdapt dalam perikondrium. Tulang rawan
bersifat kuat dan lentur karena memiliki serat kolagen dan kondrin. Ada tiga
jenis tulang rawan yaitu:
a.
Tulang
rawan hialin
Tersusun dari
matriks yang memiliki serat kolagen yang tersebar dalam bentuk anyaman halus
dan rapat dan bening seperti kaca. Tulang rawan ini terdapat pada saluran
pernapasan, dan ujung tulang rusuk.
b.
Tulang
rawan elastik
Susunan perikondrium, matriks, sel,
dan lacuna sama seperti tulang rawan hialin. Akan tetapi serat kolagen tulang
rawn elastik tidak tersebar. Bentuk serat bergelombang. Tulang rawan ini
terdapat pada pada bagian epiglottis dan bagian luar telinga.
c.
Tulang
rawan fibrosa
Matriks
tulang rawan fibrosa mengandung serat kolagen kasar dan tidak teratur,
lakuna-lakunanya bulat atau bulat telur dan berisi kondrosit. Terdapat pada
perlekatan ligament, sambungan tulang belakang, simfisis pubis (D.A. Pratiwi,
2006).
Gambar
2.15 Tulang Gambar 2.16 Tulang rawan Gambar 2.17 Tualng rawan hialin elastic fibrosa
9.
Jaringan
Tulang (Osteon)
Tulang merupakan jaringan ikat yang
mengandungmineral. Sel tulang disebut osteosit. Osteosit terletak di dalam
lakuna. Osteosit dibentuk oleh osteoblas. Matriks penyusun tulang adalah
kolagen dan kalsiumfosfatyang memperkeras matriks sehingga tulang lebih keras
daripada tulang rawan. Tulang tersusun atas unit-unit yang dinamakan dengan sistem
havers. Sistem mempunyai pembuluh darah yang berguna untuk menyupali
makanan bagi tulang dan saraf. Tulang dibugkus oleh selaput pembungkus tulang
yang disebut periosteum. Tulang berfungsi sebagai penyokong tubuh, alat gerak,
dan pelindung organ dalam (D.A. Pratiwi, 2006).
DAFTAR PUSTAKA
Hernawati. 2008.
“Jaringan Ikat”. Makalah disajikan pada 6 Agustus 2008.
Marno. 2012. Biologi.
Karanganyar: PT Pratama Mitra Aksara.
Pratiwi, D.A. Biologi.
Jakarta: Erlangga.
Tags:
MAKALAH