Makalah Pengertian Ilmu Alamiah Dasar dan Implementasinya





1.        Pengertian Ilmu Alamiah Dasar
Ilmu Alamiah Dasar adalah ilmu yang dipenggal berasal dari tiga suku kata. Ilmu artinya bagian dari ilmu pengetahuan manusia. Alamiah artinya terjadi dengan sendirinya dan dasar artinya permulaan suatu bentuk. Istilah ini berasal dari Eropa Daratan (Belanda, Jerman, Inggris, dan Amerika). Yang mana istilah ini masuk ke indonesia pada zaman yang berbeda-beda. Ilmu alamiah dapat dilihat dalam arti luas dan dalam arti sempit. Dalam arti luas ilmu mencakup semua pengetahuan, termasuk matematika dan filsafat. Sedangkan dalam arti sempit ilmu mencakup pengetahuan deskriptif saja, diluar itu adalah non ilmiah.

Ilmu Alamiah Dasar merupakan sebuah ilmu yang mengkaji tentang gejala alam semesta, termasuk yang terjadi di muka bumi ini. Ilmu Alamiah Dasar dapat juga di katakan sebagai konsep awal terbentuknya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan semua turunannya, seperti Biologi, Fisika, dan Kimia. IAD bersifat relatif dan dapat berubah sesuai dengan kemajuan peradaban manusia.


2.        Fase-fase Pengembangan Pemikiran Manusia
Segala sesuatu hal itu pasti ada fase-fase perkembangannya di mulai dari yang mendasar hingga mencapai pemesatan. Seperti halnya ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan yang bisa kita rasakan saat ini begitu pesatnya pengetahuan-pengetahuan keilmuan. Karena ilmu itu bertahap yang dulunya masih sangat rendah prioritasnya dan sekarang bisa kita lihat hasil pengembangan itu.
Perlu kita ketahui bahwa pengembangan ilmu menurut pemikiran manusia terbagi menjadi 3 yaitu :
·       Tahap teologi atau tahap metafisika
·       Tahap filsafat
·       Tahap ilmu

a.    Tahap teologi atau metafisika juga bisa di sebut mitos, yang kadang di artikan mitologi adalah cerita rakyat yang di anggap benar-benar terjadi yang berhubungan dengan terjadinya tempat, alam semesta, para dewa, adat istiadat dan konsep dongeng suci. Jadi, mitos adalah cerita tentang asal-usul alam semesta, manusia atau bangsa yang di ugkapkan dengan cara-cara ghaib dan mengandung arti yang dalam. 
Contoh : Gunung meletus akibat dewa sakti yang sedang murka
b.    Tahap filsafat adalah tahap dimana manusia mencoba menggunakan rasionya untuk memahami objek secara dangkal, belum secara metodologis yang definitif.
Contoh : adanya gunung meletus disikapi dengan pindahnya penduduk dari sekitar gunung ke tempat yang lebih aman, tetapi belum bisa menjelaskan faktor penyebab gunung meletus
c.    Tahap ilmu adalah tahap dimana manusia telah mengetahui segala sesuatu berdasarkan ilmu pengetahuan dengan cara pendekatan ilmiah.

3.        Karateristik Metode Ilmiah
·      Metode ilmiah harus berdasarkan fakta (jujur).
Menulis metode ilmiah harus berdasarkan fakta, bukan hasil imajinasi, mengkhayal atau semacamnya, dan fakta itu berupa data empiris yang harus dapat diukur dan dianalisis lebih lanjut.
·      Metode ilmiah harus sistematis.
Penelitian itu harus di atur dengan cara yang baik, menggunakan urutan tertentu atau langkah-langkah tertentu.
·      Metode ilmiah harus empiris.
Metode ilmiah itu harus berdasarkan pada bukti, konsekuensi atau hal-hal yang dapat di lihat. Terutama yang di peroleh dari penemuan, percobaan dan pengamatan yang telah di lakukan.
·      Metode ilmiah harus logis.
Metode ilmiah itu harus logis (rasional). Suatu pemikiran yang bisa di pahami atau di cerna oleh akal fikiran manusia.
·      Universal.
Metode ilmiah itu harus bersifat universal. Yang dimaksud dengan pengertian universal yaitu pengertian atau konsep yang mencakup semua bagian dengan tidak ada satu pun yang dikecualikan.


4.        Metode Ilmiah Dan Implementasinya
Menurut Yahya (2010) menjelaskan behwa  segala kebenaran dalam ilmu Alamiah terletak pada metode ilmiah. Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah. Adapun langkah-langkah dalam melakukan metode ilmiah adalah sebagai berikut :
·      Menentukan dan Merumuskan Masalah
Langkah pertama dalam metode ilmiah adalah menentukan masalah yang akan dipecahkan, dan untuk menemukan masalah kita perlu membuat pertanyaan. Masalah sendiri adalah segala sesuatu yang harus dipecahkan secara pasti dan benar.
·      Mengumpulkan data dan informasi
Setelah menemukan masalah apa yang akan dipecahkan, maka langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang telah ditentukan sebelumnya. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara membaca buku, membaca laporan hasil penelitian orang lain, atau bisa juga dengan melakukan wawancara dengan orang yang sudah ahli dalam masalah tersebut.
·      Mengajukan hipotesis
Hipotesis adalah dugaan atau prediksi sementara terhadap masalah berdasarkan data dan informasi yang telah diperoleh sebelumnya. Kebenaran dari hipotesis yang diajukan ini belum pasti, jadi harus dilakukan pengujian dan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan hal tersebut.
·      Melakukan eksperimen
Eksperimen adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menguji dan membuktikan hipotesis yang telah disampaikan sebelumnya. Tujuan dari eksperimen adalah untuk membuktikan hipotesis dengan didukung oleh bukti yang nyata. Dan kadang, untuk mendapatkan hasil yang pasti, eksperimen bisa dilakukan lebih dari satu kali.
·      Menarik kesimpulan
Kesimpulan adalah hasil akhir yang diperoleh setelah melewati serangkaian metode-metode ilmiah diatas. Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil dari eksperimen. Kesimpulan bisa sesuai (menerima) hipotesis, namun bisa juga tidak sesuai (menolak) hipotesis.

5.        Keterbatasan dan Keunggulan Metode Ilmiah
·      Keterbatasan
Dengan metode ilmiah dapat dihasilkan ilmu atau pengetahuan yang ilmiah. Dalam pengujian hipotesis, diperlukan data. Data ini berasal dari pengamatan yang dilakukan oleh pancaindera. Kita mengetahui bahwa panca indera mempunyai keterbatasan untuk menangkap sesuatu fakta. Dengan demikian maka data yang terkumpul juga tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Kesimpulan yang diambil berdasarkan data tidak benar, tentu saja juga tidak akan benar. Jadi,peluang terjadinya kekeliruan suatu kesimpulan yang diambil berdasarskan metode ilmiah tetap ada. Oleh karena itu semua kesimpulan ilmiah, atau kebenaran ilmu bersifat tentatif, artinya kesimpulan itu dianggap benar selama belum ada kebenaran ilmu yang dapat menolak kesimpulan itu. Sedangkan kesimpulan ilmiah yang dapat menolak kesimpulan ilmiah yang terdahulu, menjadi kebenaran ilmu yang baru. Keterbatasan lain yaitu tidak dapat menjangkau untuk membuat kesimpulan yang bersangkutan dengan baik dan buruk atau sistim nilai, tentang seni dan keindahan.

·      Keunggulan
a.    Keunggulan dari metode ilmiah sebagai berikut :
b.    Mencintai kebenaran yang obyektif, dan bersikap adil
c.    Menyadari bahwa kebenaran ilmu tidak absolut
d.   Tidak percaya pada takhyul, astrologi maupun untung-untungan.
e.    Ingin tahu lebih banyak
f.     Tidak berpikir secara prasangka
g.    Tidak percaya begitu saja pada suatu kesimpulan tanpa adanyabukti-bukti yang nyata.
h.    Optimis, teliti dan berani menyatakan kesimpulan yang menurutkeyakinan ilmiahnya adalah benar.



6.        Tujuan Metode Ilmiah
Tujuan dari penggunaan metode ilmiah adalah tuntutan supaya ilmu pengetahuan bisa terus berkembang seiring perkembangan zaman dan menjawab tantangan yang dihadapi. Dengan berbagai riset yang dilakukan oleh para ilmuwan guna mengembangkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan (sains) yang akan mempermudah dari persoalan-persoalan manusia.
Metode ilmiah merupakan sebuah konsep dimana para ilmuwan mencoba untuk meneliti disetiap masing-masing ilmu pengetahuan yang akan mengembangkan ilmu-ilmu tersebut dengan menggunakan metode-metode ilmiah.

7.        Ilmu Alamiah Dasar Menurut Perspektif Al-Qur’an
Semua orang berkepentingan untuk mengetahui dasar-dasar ilmu alam, karena mulai dari gas oksigen yang dihirup, makan dan minum yang dikonsumsi, hingga listrik yang digunakan dirumah, semuanya berhubungan dengan ilmu alam (sains), dan banyak ayat yang terdapat didalam Al-Qur’an yang berisi tentang itu semua.
Membahas sains dalam perspektif Al-Qur’an sama artinya membincangkan pemahaman dan penafsiran Al-Qur’an dengan kajian teori ilmu alam, yang sudah lama dikenal dalam sejarah islam. Al-Ghazali mengatakan bahwa : “Semua ilmu pengetahuan, baik yang terdahulu maupun yang terkemudian, baik yang sudah diketahui maupun yang belum, semua bersumber dari Al-Qur’an”.
Firman Allah dalam Al-Qur’an tentang penciptaan langit dan bumi :
Description: http://www.fadhilza.com/wp-content/uploads/2012/03/ali-imran-190-191.png
 









Artinya : 190Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.( Ali Imran : 190-191 )

Dalam membahas Al-Qur’an dan sains hendaklah lebih diarahkan kepada adanya ayat-ayat Al-Qur’an yang mendorong dan memotifasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta senantiasa mengajak menusia untuk selalu berfikir berdasarkan tanda-tanda dan bukti yang nyata dari lingkungan dalam kehidupan sehari-hari serta pengamatan dan pengkajian alam semesta yang sangat luas diharapkan dengan cara berfikir secara saintis brtdasarkan data dan bukti nyata akan dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan, apalagi data dan faktanya telah tersebut dalam Al-Qur’an. Semoga dengan IPTEK yang Islami dapat meningkatkan IMTAQ.
Dengan begitu Ilmu alamiah atau orang sering mengatakan ilmu pengetahuan alam dalam pandangan Islam sudah jelas dengan banyaknya ayat-ayat alquran yang menjelaskan tentang alam ini dan yang menjelaskan tentang keharusan manusia untuk berfikir. Metode-metode berpikirnya pun sebenarnya sudah ilmiah dalam arti menggunakan syarat-syarat penelitian ilmiah. Makanya lahirlah beberapa ilmu-ilmu yang dikembangkan oleh umat islam.



Lebih baru Lebih lama

Sponsor

Close Button
CLOSE ADS
CLOSE ADS