MAKALAH TAFSIR AYAT-AYAT TENTANG METODE PENDIDIKAN ISLAM [Kajian Surat al-Ahzab/33: 21]

092

I.                   Teks Ayat
لَقَدْ كانَ لَكُمْ في‏ رَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كانَ يَرْجُوا اللهَ وَ الْيَوْمَ الْآخِرَ وَ ذَكَرَ اللهَ كَثيراً
II.                Ma’na al-Mufradat
أُسْوَةٌ          : suri teladan artinya contoh yang baik
يَرْجُوا              : mengharap rahmat Allah semata
الْيَوْمَ الْآخِرَ      : hari kiamat
ذَكَرَ اللهَ     : berzikir / menyebut-nyebut Allah

III.             Tarjamah Tafsiriyyah
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.
IV.             Asbab al-Nuzul
Ayat ini turun semasa Perang Ahzab atau Perang Khandaq. Perang Ahzab atau Perang Khandaq, menurut buku-buku sejarah Islam, terjadi bulan Syawal tahun 5 Hijrah/627 Masehi. Dinamakan Perang Ahzab karena dalam perang ini kaum musyrik/kafir bersekutu (ahzab) dengan kaum Yahudi untuk menyerang kaum Muslimin di Madinah.

V.                Tafsir al-Ayat
É!$#Aqßu Îû  Nä3s9b%x. s)©9
Perlu digarisbawahi bahwa ayat yang berbicara tentang uswah, dirangkaikan dengan kata Rasulullah, namun demikian, tidak mudah memisahkan atau memilah, mana pekerjaan/ucapan yang bersumber dari kedudukan beliau sebagai Rasul dan mana pula dalam kedudukan-kedudukan lainya.[1]
ÅzFy$# Pöquø9$#ur !$##qã_ötƒ  b%x. `yJÏj9
Ayat ini menjelaskan sifat orang-orang yang mestinya meneladani Rasul saw. Memang, untuk meneladani Rasul saw. secara sempurna diperlukan kedua hal yang disebut ayat diatas. Demikian juga dengan zikir kepada Allah dan selalu mengingat-Nya.
Kata uswah berarti teladan. Pakar tafsir az-Zamakhsyari ketika menafsirkan ayat di atas, mengemukakan dua kemungkinan tentang maksud keteladanan yang terdapat pada diri Rasul. Pertama dalam arti kepribadian beliau secara totalitasnya adalah teladan. Kedua dalam arti terdapat dalam kepribadian beliau hal-hal yang patut diteladani. Pendapat pertama lebih kuat dan merupakan pilihan banyak ulama. Kata fi dalam firman-Nya fi rasulillah berfungsi “mengangkat” dari diri Rasul satu sifat yang hendaknya diteladani, tetapi ternyata yang diangkatnya adalah Rasul saw. Sendiri dengan seluruh totalitas beliau.[2]



VI.             Munasabah al-Ayat bi al-Ayat
÷Pr& óOçFö6Å¡ym br& (#qè=äzôs? sp¨Yyfø9$# $£Js9ur Nä3Ï?ù'tƒ ã@sW¨B tûïÏ%©!$# (#öqn=yz `ÏB Nä3Î=ö6s% ( ãNåk÷J¡¡¨B âä!$yù't7ø9$# âä!#§ŽœØ9$#ur (#qä9Ìø9ãur 4Ó®Lym tAqà)tƒ ãAqߧ9$# tûïÏ%©!$#ur (#qãZtB#uä ¼çmyètB 4ÓtLtB çŽóÇnS «!$# 3 Iwr& ¨bÎ) uŽóÇnS «!$# Ò=ƒÌs% ÇËÊÍÈ  
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat. (al-Baqarah/2: 214)

Ayat ini menjelaskan bahwa inilah apa yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya berupa ujian dan cobaan yang membawa pertolongan yang amat dekat. Ini adalah dalil bertambah dan menguatnya keimanan yang masuk kepada manusia dan kondisi mereka.

VII.          Munasabah al-Ayat bi al-Hadits

: فقيل ،ابى من الآ الجنه يدخلون امّتي قل
ابي فقد نى عصا من و الجنه دخل عنى اطا من : قل الله رسول يا يأبى ومن

Hadits diatas menjelaskan bahwa barangsiapa yang ingin masuk surga maka ia harus mencontoh suri tauladan Rasul, Nabi kita adalah manusia yang terbaik di segala sisi dan segi. Di setiap lini kehidupan, beliau selalu nomor satu dan paling pantas dijadikan profil percontohan untuk urusan agama dan kebaikan. Sehingga tidak heran jika Allah mewajibkan kita untuk taat mengikuti beliau serta melarang kita untuk durhaka kepadanya.

VIII.       Khulashah: Hikmah Tasyri’ dan Relevansinya dengan Pendidikan Islam
·      Allah menurunkan wahyu berupa ayat al-Qur’an yang dilatarbelakangi oleh satu atau beberapa sebab sebagai prolog suatu perintah yang wajib ditaati oleh para hamba-Nya.
·      Dengan ada sebab tersebut akan semakin mudah untuk mengingat atau mengenang suatu perintah dan dapat dipraktikkan langsung pada saat terjadinya.
·      Salah satu metode pendidikan islam adalah metode uswah yaitu metode keteladanan
·      Ayat tersebut diturunkan untuk memberitahu manusia bahwa Rasul saw adalah sebagai suri tauladan bagi manusia.
·      Memotivasi setiap orang beriman untuk mencontoh sifat Rasul saw.




[1] M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan keserasian Al-Qur‟an(Ciputat: Lentera Hati, 2007), h.246

[2] M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan keserasian Al-Qur‟an(Ciputat: Lentera Hati, 2007), h.242

Lebih baru Lebih lama

Sponsor

Close Button
CLOSE ADS
CLOSE ADS