092
I.
Teks Ayat
لَقَدْ كانَ لَكُمْ في رَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كانَ يَرْجُوا اللهَ وَ الْيَوْمَ الْآخِرَ وَ ذَكَرَ اللهَ كَثيراً
II.
Ma’na al-Mufradat
أُسْوَةٌ : suri teladan
artinya contoh yang baik
يَرْجُوا : mengharap
rahmat Allah semata
الْيَوْمَ الْآخِرَ : hari kiamat
ذَكَرَ اللهَ : berzikir /
menyebut-nyebut Allah
III.
Tarjamah Tafsiriyyah
Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah.
IV.
Asbab al-Nuzul
Ayat
ini turun semasa Perang Ahzab atau Perang Khandaq. Perang Ahzab atau
Perang Khandaq, menurut buku-buku sejarah Islam, terjadi bulan Syawal tahun 5
Hijrah/627 Masehi. Dinamakan Perang Ahzab karena dalam perang ini kaum
musyrik/kafir bersekutu (ahzab) dengan kaum Yahudi untuk menyerang kaum
Muslimin di Madinah.
V.
Tafsir al-Ayat
É!$#Aqßu Îû Nä3s9b%x.
s)©9
Perlu digarisbawahi bahwa
ayat yang berbicara tentang uswah, dirangkaikan dengan kata Rasulullah, namun
demikian, tidak mudah memisahkan atau memilah, mana pekerjaan/ucapan yang
bersumber dari kedudukan beliau sebagai Rasul dan mana pula dalam
kedudukan-kedudukan lainya.[1]
ÅzFy$#
Pöquø9$#ur
!$##qã_öt b%x.
`yJÏj9
Ayat ini menjelaskan
sifat orang-orang yang mestinya meneladani Rasul saw. Memang, untuk meneladani
Rasul saw. secara sempurna diperlukan kedua hal yang disebut ayat diatas.
Demikian juga dengan zikir kepada Allah dan selalu mengingat-Nya.
Kata uswah berarti teladan. Pakar tafsir az-Zamakhsyari ketika menafsirkan ayat di
atas, mengemukakan dua kemungkinan tentang maksud keteladanan yang terdapat
pada diri Rasul. Pertama dalam arti kepribadian beliau secara totalitasnya
adalah teladan. Kedua dalam arti terdapat dalam kepribadian beliau hal-hal yang
patut diteladani. Pendapat pertama lebih kuat dan merupakan pilihan banyak
ulama. Kata fi dalam firman-Nya fi rasulillah berfungsi “mengangkat”
dari diri Rasul satu sifat yang hendaknya diteladani, tetapi ternyata yang
diangkatnya adalah Rasul saw. Sendiri dengan seluruh totalitas beliau.[2]
VI.
Munasabah al-Ayat bi al-Ayat
÷Pr& óOçFö6Å¡ym br& (#qè=äzôs? sp¨Yyfø9$# $£Js9ur Nä3Ï?ù't ã@sW¨B tûïÏ%©!$# (#öqn=yz `ÏB Nä3Î=ö6s% ( ãNåk÷J¡¡¨B âä!$yù't7ø9$# âä!#§Ø9$#ur (#qä9Ìø9ãur 4Ó®Lym tAqà)t ãAqߧ9$# tûïÏ%©!$#ur (#qãZtB#uä ¼çmyètB 4ÓtLtB çóÇnS «!$# 3 Iwr& ¨bÎ) uóÇnS «!$# Ò=Ìs% ÇËÊÍÈ
Apakah
kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan)
sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh
malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan)
sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya:
"Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya
pertolongan Allah itu Amat dekat. (al-Baqarah/2: 214)
Ayat ini menjelaskan
bahwa inilah apa yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya berupa ujian dan cobaan
yang membawa pertolongan yang amat dekat. Ini adalah dalil bertambah dan
menguatnya keimanan yang masuk kepada manusia dan kondisi mereka.
VII.
Munasabah al-Ayat bi al-Hadits
: فقيل ،ابى من الآ الجنه يدخلون امّتي قل
ابي فقد نى عصا من و الجنه دخل عنى اطا من : قل الله رسول يا يأبى ومن
Hadits diatas
menjelaskan bahwa barangsiapa yang ingin masuk surga maka ia harus mencontoh
suri tauladan Rasul, Nabi kita adalah manusia yang terbaik di segala sisi dan
segi. Di setiap lini kehidupan, beliau selalu nomor satu dan paling pantas
dijadikan profil percontohan untuk urusan agama dan kebaikan. Sehingga tidak
heran jika Allah mewajibkan kita untuk taat mengikuti beliau serta melarang
kita untuk durhaka kepadanya.
VIII.
Khulashah: Hikmah Tasyri’ dan Relevansinya dengan
Pendidikan Islam
· Allah menurunkan wahyu berupa ayat
al-Qur’an yang dilatarbelakangi oleh satu atau beberapa sebab sebagai prolog
suatu perintah yang wajib ditaati oleh para hamba-Nya.
· Dengan ada sebab tersebut akan semakin
mudah untuk mengingat atau mengenang suatu perintah dan dapat dipraktikkan
langsung pada saat terjadinya.
· Salah satu metode pendidikan islam
adalah metode uswah yaitu metode
keteladanan
· Ayat tersebut diturunkan untuk
memberitahu manusia bahwa Rasul saw adalah sebagai suri tauladan bagi manusia.
· Memotivasi setiap orang beriman untuk
mencontoh sifat Rasul saw.