077
2.1 Pengertian Respirasi
Pengertian pernapasan atau
respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran
karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Menusia dalam bernapas
menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.
• Respirasi
Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.
• Respirasi
Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.
Dalam mengambil napas ke dalam tubuh dan
membuang napas ke udara dilakukan dengan dua cara pernapasan, yaitu :
1. Respirasi
/ Pernapasan Dada
• Otot
antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut
• Tulang
rusuk terangkat ke atas
• Rongga
dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga udara
masuk ke dalam badan.
2. Respirasi
/ Pernapasan Perut
• Otot
difragma pada perut mengalami kontraksi
• Diafragma
datar
•Volume rongga dada menjadi besar yang
mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil sehingga udara pasuk ke
paru-paru.
Normalnya manusia butuh
kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh bekerja berat maka
oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa sampai
10 hingga 15 kali lipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin
akan mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil
tekanan udara.
Pada pembuluh darah arteri,
tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmHg dengan 19 cc oksigen. Sedangkan pada
pembuluh darah vena tekanannya hanya 40 milimeter air raksa dengan 12 cc
oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak 200 cc di
mana setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc karbondioksida / CO2. CO2 yang
dihasilkan akan keluar dari jaringan menuju paruparu dengan bantuan darah.
Proses Kimiawi Respirasi Pada Tubuh
Manusia :
Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3
---> H2CO3 --->
H2 + CO2
Pengikatan
oksigen oleh hemoglobin : Hb + O2 ---> HbO2
Pemisahan
oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : HbO2 ---> Hb + O2
Pengangkutan karbondioksida di dalam
tubuh : CO2 + H2O ---> H2 + CO2
Alat-alat pernapasan
berfungsi memasukkan udara yang mengandung oksigen dan mengeluarkan udara yang
mengandung karbon dioksida dan uap air. Tujuan proses pernapasan yaitu untuk
memperoleh energi. Pada peristiwa bernapas terjadi pelepasan energi.
Sistem Pernapasan pada
Manusia terdiri atas:
1. Hidung
2. Faring
3. Trakea
4. Bronkus
5. Bronkiouls
6. paru-paru
2.2 Alat Respirasi Pada
Manusia
A. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)
Udara dari luar akan masuk
lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung berlapis selaput lendir, di
dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat
(kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang
masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal
yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga
terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan
udara yang masuk.Di sebelah belakang rongga hidung terhubung dengan nasofaring
melalui dua lubang yang disebut choanae.
Pada permukaan rongga hidung
terdapat rambut-rambut halus dan selaput lendir yang berfungsi untuk menyaring
udara yang masuk ke dalam rongga hidung.
B. Faring (Tenggorokan)
Udara dari rongga hidung
masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran
pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofarings)
pada bagian belakang. Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring
(tekak) tempat terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui
faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara.
Makan sambil berbicara dapat
mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan karena saluran pernapasan
pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur
agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan
sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan.
Fungsi utama faring adalah
menyediakan saluran bagi udara yang keluar masuk dan juga sebagi jalan makanan
dan minuman yang ditelan, faring juga menyediakan ruang dengung(resonansi)
untuk suara percakapan.
C. Batang Tenggorokan (Trakea)
Tenggorokan berupa pipa yang
panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan sebagian di rongga dada
(torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang
rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi
menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.
Batang tenggorok (trakea)
terletak di sebelah depan kerongkongan. Di dalam rongga dada, batang tenggorok
bercabang menjadi dua cabang tenggorok (bronkus). Di dalam paru-paru, cabang
tenggorok bercabang-cabang lagi menjadi saluran yang sangat kecil disebut
bronkiolus. Ujung bronkiolus berupa gelembung kecil yang disebut gelembung
paru-paru (alveolus).
D. Pangkal Tenggorokan (laring)
Laring merupakan suatu
saluran yang dikelilingi oleh tulang rawan. Laring berada diantara orofaring
dan trakea, didepan lariofaring. Salah satu tulang rawan pada laring disebut
epiglotis. Epiglotis terletak di ujung bagian pangkal laring. Laring diselaputi
oleh membrane mukosa yang terdiri dari epitel berlapis pipih yang cukup tebal
sehingga kuat untuk menahan getaran-getaran suara pada laring. Fungsi utama
laring adalah menghasilkan suara dan juga sebagai tempat keluar masuknya udara.
Pangkal tenggorok disusun
oleh beberapa tulang rawan yang membentuk jakun. Pangkal tenggorok dapat
ditutup oleh katup pangkal tenggorok (epiglotis). Pada waktu menelan makanan,
katup tersebut menutup pangkal tenggorok dan pada waktu bernapas katu membuka.
Pada pangkal tenggorok terdapat selaput suara yang akan bergetar bila ada udara
dari paru-paru, misalnya pada waktu kita bicara.
E. Cabang Batang Tenggorokan (Bronkus)
Tenggorokan (trakea)
bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Struktur
lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya
tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya
melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi
bronkiolus.
Batang tenggorokan bercabang
menjadi dua bronkus, yaitu bronkus sebelah kiri dan sebelah kanan. Kedua
bronkus menuju paru-paru, bronkus bercabang lagi menjadi bronkiolus. Bronkus
sebelah kanan (bronkus primer) bercabang menjadi tiga bronkus lobaris (bronkus
sekunder), sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua bronkiolus.
Cabang-cabang yang paling kecil masuk ke dalam gelembung paru-paru atau
alveolus. Dinding alveolus mengandung kapiler darah, melalui kapiler-kapiler
darah dalam alveolus inilah oksigen dan udara berdifusi ke dalam darah. Fungsi
utama bronkus adalah menyediakan jalan bagi udara yang masuk dan keluar
paru-paru.
F. Paru-Paru (Pulmo)
Paru-paru terletak di dalam
rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di
bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada dua
bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan
paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus
oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung
menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput yang
menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura
luar (pleura parietalis). Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus,
jaringan elastik, dan pembuluh darah. Bronkiolus tidak mempunyai tulang
rawan,tetapi ronga bronkus masih bersilia dan dibagian ujungnya mempunyai
epitelium berbentuk kubus bersilia. Setiap bronkiolus terminalis
bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus respirasi, kemudian menjadi duktus
alveolaris. Pada dinding duktus alveolaris mangandung gelembung-gelembung yang
disebut alveolus.
Kapasitas Paru-Paru
Udara yang keluar masuk
paru-paru pada waktu melakukan pernapasan biasa disebut udara pernapasan (udara
tidal). Volume udara pernapasan pada orang dewasa lebih kurang 500 mL. Volume
udara tidal orang dewasa pada pernapasan biasa kira-kira 500 mL. ketika menarik napas dalam-dalam maka volume
udara yang dapat kita tarik mencapai 1500 mL.
Udara ini dinamakan udara komplementer. Ketika kita menarik napas
sekuat-kuatnya, volume udara yang dapat diembuskan juga sekitar 1500 mL. Udara
ini dinamakan udara suplementer. Meskipun telah mengeluarkan napas
sekuat-kuatnya, tetapi masih ada sisa udara dalam paru-paru yang volumenya
kira-kira 1500 mL. Udara sisa ini dinamakan udara residu. Jadi, Kapasitas
paru-paru total = kapasitas vital +
volume residu =4500 mL/wanita dan 5500 mL/pria.
Pertukaran Gas dalam Alveolus
Oksigen yang diperlukan untuk
oksidasi diambil dari udara yang kita hirup pada waktu kita bernapas. Pada
waktu bernapas udara masuk melalu saluran pernapasan dan akhirnya masuk ke
dalam alveolus. Oksigen yang terdapat dalam alveolus berdifusi menembus dinding
sel alveolus. Akhirnya masuk ke dalam pembuluh darah dan diikat oleh hemoglobin
yang terdapat dalam darah menjadi oksihemoglobin. Selanjutnya diedarkan oleh
darah ke seluruh tubuh.
Oksigennya dilepaskan ke
dalam sel-sel tubuh sehingga oksihemoglobin kembali menjadi hemoglobin.
Karbondioksida yang dihasilkan dari pernapasan diangkut oleh darah melalui
pembuluh darah yang akhirnya sampai pada alveolus Dari alveolus karbon dioksida
dikeluarkan melalui saluran pernapasan pada waktu kita mengeluarkan napas. Dengan
demikian dalam alveolus terjadi pertukaran gas yaitu oksigen masuk dan
karnbondioksida keluar.
2.3 Proses Pernapasan
Proses pernapasan meliputi
dua proses, yaitu menarik napas atau inspirasi serta mengeluarkan napas atau
ekspirasi. Sewaktu menarik napas, otot diafragma berkontraksi, dari posisi
melengkung ke atas menjadi lurus. Bersamaan dengan itu, otot-otot tulang rusuk
pun berkontraksi. Akibat dari berkontraksinya kedua jenis otot tersebut adalah
mengembangnya rongga dada sehingga tekanan dalam rongga dada berkurang dan
udara masuk. Saat mengeluarkan napas, otot diafragma dan otot-otot tulang rusuk
melemas. Akibatnya, rongga dada mengecil dan tekanan udara di dalam paru-paru
naik sehingga udara keluar. Jadi, udara
mengalir dari tempat yang bertekanan besar ke tempat yang bertekanan lebih
kecil.
Jenis Pernapasan berdasarkan
organ yang terlibat dalam peristiwa inspirasi dan ekspirasi, orang sering
menyebut pernapasan dada dan pernapasan perut. Sebenarnya pernapasan dada dan
pernapasan perut terjadi secara bersamaan.
1) Pernapasan dada terjadi karena kontraksi otot antar tulang
rusuk, sehingga tulang rusuk terangkat dan volume rongga dada membesar
serta tekanan udara menurun (inhalasi).
Relaksasi otot antar tulang rusuk, costa menurun, volume kecil, tekanan
membesar (ekshalasi).
2) Pernapasan perut terjadi karena kontraksi /relaksasi otot
diafragma (datar dan melengkung), volume rongga dada membesar , paru-paru
mengembang tekanan mengecil (inhalasi). Melengkung volume rongga dada mengecil,
paru-paru mengecil, tekanan besar/ekshalasi.
2.4 Organ-Organ
Pernapasan Pada Manusia
1. Hidung
Hidung terdiri dari lubang
hidung, rongga hidung, dan ujung rongga hidung. Rongga hidung banyak memiliki
kapiler darah, dan selalu lembap dengan adanya lendir yang dihasilkan oleh
mukosa. Didalam hidung udara disaring dari benda-benda asing yang tidak berupa
gas agar tidak masuk ke paru-paru. Selain itu udara juga disesuaikan suhunya
agar sesuai dengan suhu tubuh.
2. Faring
Faring merupakan ruang
dibelakang rongga hidung, yang merupakan jalan masuknya udara dsri ronggs
hidung. Pada ruang tersebut terdapat klep (epiglotis) yang bertugas mengatur
pergantian perjalanan udara pernapasan dan makanan.
3. Laring
Laring/pangkal batang
tenggorokan / kotak suara. Laring terdiri atas tulang rawan, yaitu jakun,
epiglotis, (tulang rawan penutup) dan tulang rawan trikoid (cincin stempel)
yang letaknya paling bawah. Pita suara terletak di dinding laring bagian dalam.
4. Trakhea
Trakea atau batang
tenggorokan merupakan pita yang tersusun atas otot polos dan tulang rawan yang
berbentuk hurup ’C’ pada jarak yang sangat teratur. Dinding trakea tersusun
atas tiga lapisan jaringan epitel yang dapat menghasilkan lendir yang berguna
untuk menangkap dan mengembalikan benda-benda asing ke hulu saluran pernapasan
sebelum masuk ke paru-paru bersama udara penapasan.
5. Bronkus
Merupakan cabang batang
tenggorokan yang jumlahnya sepasang, yang satu menuju ke paru-paru kiri dan
yang satunya menuju paru-paru kanan. Dinding bronkus terdiri atas lapisan
jaringan ikat, lapisan jaringan epitel, otot polos dan cincin tulang rawan.
Kedudukan bronkus yang menuju kekiri lebih mendatar dari pada ke kanan. Hal ini
merupakan salah satu sebab mengapa paru-paru kanan lebih mudah terserang
penyakit
6. Bronkiolus
Bronkeolus merupakan cabang
dari bronkus, dindingnya lebih tipis dan salurannya lebih tipis. Bronkeolus
bercabang-cabang menjadi bagian yang lebih halus.
7. Alveolus
Saluran akhir dari saluran
pernapasan yang berupa gelembung-gelembung udara. Dinding aleolus sanat tipis
setebal silapis sel, lembap dan berdekatan dengan kapiler- kapiler darah. Adanya
alveolus memungkinkan terjadinya luasnya daerah permukaan yang berperan penting
dalam pertukaran gas. Pada bagian alveolus inilah terjadi pertukaran gas-gas O2
dari udara bebas ke sel-sel darah, sedangkan perukaran CO2 dari sel-sel tubuh
ke udara bebas terjadi.
8. Paru-paru
Paru-paru terletak dalam
rongga dada dibatasi oleh otot dada dan tulang rusuk, pada bagian bawah
dibatasi oleh otot dafragma yang kuat. Paru-paru merupakan himpunana dari
bronkeulus, saccus alveolaris dan alveolus. Diantara selaput dan paru-paru
terdapat cairan limfa yang berfungsi untuk melindungi paru-paru pada saat
mengembang dan mengempis. Mengembang dan mengempisnya paru-paru disebabkan
karena adanya perubahan tekana rongga dada.
Paru-paru kanan
- berlobus tiga
- Bronkus kanan bercabang tiga
Paru-paru kiri
- berlobus dua
- Bronkuis kiri bercabang dua
- Posisinya lebih mendatar .
2.5 Mekanisme Pernafasan
Manusia
ü
Pernapasan dada
Pada pernapasan dada otot
yang berperan penting adalah otot antar tulang rusuk. Otot tulang rusuk dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu otot tulang rusuk luar yang berperan dalam
mengangkat tulang-tulang rusuk dan tulang rusuk dalam yang berfungsi menurunkan
atau mengembalikan tulang rusuk ke posisi semula. Bila otot antar tulang rusuk
luar berkontraksi, maka tulang rusuk akan terangkat sehingga volume dada
bertanbah besar. Bertambah besarnya akan menyebabkan tekanan dalam rongga dada
lebih kecil dari pada tekanan rongga dada luar. Karena tekanan udara kecil pada
rongga dada menyebabkan aliran udara mengalir dari luar tubuh dan masuk ke
dalam tubuh, proses ini disebut proses ’inspirasi’.
Sedangkan pada proses
ekspirasi terjadi apabila kontraksi dari otot dalam, tulang rusuk kembali ke
posisi semula dan menyebabkan tekanan udara didalam tubuh meningkat. Sehingga
udara dalam paru-paru tertekan dalam rongga dada, dan aliran udara terdorong ke
luar tubuh, proses ini disebut ’ekspirasi’.
ü Pernapasan
perut
Pada pernapasan ini otot yang
berperan aktif adalah otot diafragma dan otot dinding rongga perut. Bila otot
diafragma berkontraksi, posisi diafragma akan mendatar. Hal itu menyebabkan
volume rongga dada bertambah besar sehingga tekanan udaranya semakin kecil. Penurunan
tekanan udara menyebabkan mengembangnya paru-paru, sehingga udara mengalir
masuk ke paru- paru (inspirasi).
Menurut tempat terjadinya
pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu pernapasan
luar dan pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi
antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan
dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel
tubuh.
Masuk keluarnya udara dalam
paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan
tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka
udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar
maka udara akan keluar. Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan
udara (inspirasi) dan pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan
dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan.
2.6 Volume Udara Pernapasan
Dalam keadaan normal, volume
udara paru-paru manusia mencapai 4500 cc. Udara ini dikenal sebagai kapasitas total udara pernapasan
manusia. Walaupun demikian, kapasitas vital udara yang digunakan dalam proses
bernapas mencapai 3500 cc, yang 1000 cc merupakan sisa udara yang tidak dapat
digunakan tetapi senantiasa mengisi bagian paru-paru sebagai residu atau udara
sisa. Kapasitas vital adalah jumlah
udara maksimun yang dapat dikeluarkan seseorang setelah mengisi paru-parunya
secara maksimum.
Dalam keadaaan normal,
kegiatan inspirasi dan ekpirasi atau menghirup dan menghembuskan udara dalam
bernapas hanya menggunakan sekitar 500 cc volume udara pernapasan (kapasitas
tidal = ± 500 cc). Kapasitas tidal
adalah jumlah udara yang keluar masuk paru-paru pada pernapasan normal. Dalam
keadaan luar biasa, inspirasi maupun ekspirasi dalam menggunakan sekitar 1500
cc udara pernapasan (expiratory reserve volume = inspiratory reserve volume =
1500 cc).
2.7 Pertukaran O2
Dan CO2 Dalam Pernapasan
Jumlah oksigen yang diambil
melalui udara pernapasan tergantung pada kebutuhan dan hal tersebut biasanya
dipengaruhi oleh jenis pekerjaan, ukuran tubuh, serta jumlah maupun jenis bahan
makanan yang dimakan.
Pekerja-pekerja berat
termasuk atlit lebih banyak membutuhkan oksigen dibanding pekerja ringan.
Demikian juga seseorang yang memiliki ukuran tubuh lebih besar dengan
sendirinya membutuhkan oksigen lebih banyak. Selanjutnya, seseorang yang
memiliki kebiasaan memakan lebih banyak daging akan membutuhkan lebih banyak
oksigen daripada seorang vegetarian.
Dalam keadaan biasa, manusia
membutuhkan sekitar 300 cc oksigen sehari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap
menit. Kebutuhan tersebut berbanding lurus dengan volume udara inspirasi dan
ekspirasi biasa kecuali dalam keadaan tertentu saat konsentrasi oksigen udara
inspirasi berkurang atau karena sebab lain, misalnya konsentrasi hemoglobin
darah berkurang.
Oksigen yang dibutuhkan
berdifusi masuk ke darah dalam kapiler darah yang menyelubungi alveolus.
Selanjutnya, sebagian besar oksigen diikat oleh zat warna darah atau pigmen
darah (hemoglobin) untuk diangkut ke sel-sel jaringan tubuh. Hemoglobin yang terdapat dalam butir darah
merah atau eritrosit ini tersusun oleh senyawa hemin atau hematin yang
mengandung unsur besi dan globin yang berupa protein.
Secara sederhana, pengikatan oksigen
oleh hemoglobin dapat diperlihatkan menurut persamaan reaksi bolak-balik
berikut ini : Hb4 + O2 ↔ 4 Hb O2 (oksihemoglobin,
berwarna merah jernih).
Reaksi di atas dipengaruhi oleh kadar O2,
kadar CO2, tekanan O2 (P O2), perbedaan kadar
O2 dalam jaringan, dan kadar O2 di udara. Proses difusi
oksigen ke dalam arteri demikian juga difusi CO2 dari arteri
dipengaruhi oleh tekanan O2 dalam udara inspirasi. Tekanan seluruh
udara lingkungan sekitar 1 atmosfir atau 760 mm Hg, sedangkan tekanan O2
di lingkungan sekitar 160 mm Hg. Tekanan oksigen di lingkungan lebih tinggi
dari pada tekanan oksigen dalam alveolus paru-paru dan arteri yang hanya 104 mm
Hg. Oleh karena itu oksigen dapat masuk ke paru-paru secara difusi.
Dari paru-paru, O2 akan mengalir lewat
vena pulmonalis yang tekanan O2 nya 104 mm; menuju ke jantung. Dari jantung O2
mengalir lewat arteri sistemik yang tekanan O2 nya 104 mmHg menuju ke jaringan
tubuh yang tekanan O2 nya 0 - 40 mmHg. Di jaringan, O2 ini akan dipergunakan.
Dari jaringan CO2 akan mengalir lewat vena sistemik ke jantung. Tekanan CO2 di
jaringan di atas 45 mmHg, lebih tinggi dibandingkan vena sistemik yang hanya 45
mmHg. Dari jantung, CO2 mengalir lewat arteri pulmonalis yang tekanan O2 nya sama
yaitu 45 mmHg. Dari arteri pulmonalis CO2 masuk ke paru-paru lalu dilepaskan ke
udara bebas.
Berapa minimal darah yang dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada jaringan? Setiap 100 mm3 darah dengan
tekanan oksigen 100 mmHg dapat mengangkut 19 cc oksigen. Bila tekanan oksigen
hanya 40 mmHg maka hanya ada sekitar 12 cc oksigen yang bertahan dalam darah
vena. Dengan demikian kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen adalah 7 cc
per 100 mm3 darah.
Pengangkutan sekitar 200 mm3 C02 keluar
tubuh umumnya berlangsung menurut reaksi kimia berikut: O2 + H2O
→ (karbonat anhidrase) H2CO3. Tiap liter darah hanya
dapat melarutkan 4,3 cc CO2 sehingga mempengaruhi pH darah menjadi
4,5 karena terbentuknya asam karbonat.
2.8 Frekuensi
Pernapasan
Jumlah udara yang keluar masuk ke
paru-paru setiap kali bernapas disebut sebagai frekuensi pernapasan. Pada
umumnya, frekuensi pernapasan manusia setiap menitnya sebanyak 15-18 kali.
Cepat atau lambatnya frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya :
• Usia. Semakin bertambahnya usia
seseorang akan semakin rendah frekuensi pernapasannya. Hal ini berhubungan
dengan energi yang dibutuhkan.
• Jenis kelamin. Pada umumnya pria
memiliki frekuensi pernapasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Kebutuhan
akan oksigen serta produksi karbondioksida pada pria lebih tinggi dibandingkan
wanita.
• Suhu tubuh. Semakin tinggi suhu tubuh
seseorang maka aka semakin cepat frekuensi pernapasannya, hal ini berhubungan dengan penigkatan proses
metabolisme yang terjadi dalam tubuh.
• Posisi atau kedudukan tubuh. Frekuensi
pernapasan ketika sedang duduk akan berbeda dibandingkan dengan ketika sedang
berjongkok atatu berdiri. Hal ini berhubungan erat dengan energi yang
dibutuhkan oleh organ tubuh sebagai tumpuan berat tubuh.
• Aktivitas. Seseorang yang aktivitas
fisiknya tingi seperti olahragawan akan membutuhkan lebih banyak energi
daripada orang yang diamatau santai, oleh karena itu, frekuensi pernapasan
orang tersebut juga lebih tinggi. Gerakan dan frekuensi pernapasan diatur oleh
pusat pernapasan yang terdapat di otak. Selain itu, frekuensi pernapasan
distimulus oleh konsentrasi karbondioksida (CO₂) dalam darah.
2.9 Gangguan Pada
Sistem Respirasi
Sistem
pernapasan manusia yang
terdiri atas beberapa organ dapat
mengalami gangguan. Gangguan
ini biasanya berupa kelainan
atau penyakit. Penyakit
atau kelainan yang menyerang sistem
pernapasan ini dapat
menyebabkannya proses pernapasan. Berikut adalah beberapa contoh
gangguan pada sistem pernapasan manusia.
• Emfisema, merupakan penyakit pada
paru-paru. Paru-paru mengalami pembengkakan
karena pembuluh darah nya kemasukan udara.
• Asma, merupakan kelainan
penyumbatan saluran pernapasan yang
disebabkan oleh alergi,
seperti debu, bulu, ataupun
rambut. Kelainan ini dapat
diturunkan. Kelainan ini juga
dapat kambuh jika
suhu lingkungan.
• Tuberkulosis (TBC), merupakan penyakit paru-paru yang
disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis. Bakteri tersebut
menimbulkan bintil-bintil pada dinding alveolus. Jika penyakit ini menyerang dan dibiarkan semakin
luas, dapat menyebabkan sel-sel
paru-paru mati. Akibatnya paru-paru akan
kuncup atau mengecil.
Hal tersebut menyebabkan para
penderita TBC napasnya
sering terengah-engah.
• Infuenza (flu), merupakan penyakit
yang disebabkan oleh virus
infuenza. Penyakit ini timbul dengan gejala bersin-bersin, demam,
dan pilek.
• Kanker
paru-paru. Penyakit ini merupakan
salah satu paling berbahaya.
Sel-sel kanker pada
paru-paru terus tumbuh tidak
terkendali. Penyakit ini lama-kelamaan dapat menyerang seluruh
tubuh. Salah satu pemicu
kanker paru-paru adalah
kebiasaan merokok. Merokok
dapat memicu terjadinya
kanker paru-paru dan kerusakan
paru-paru.
• Merokok dapat menyebabkan perubahan
struktur dan fungsi saluran pernapasan dan jaringan paru-paru. Misalnya, sel
mukosa membesar (disebut hipertrofi) dan kelenjar mukus bertambah banyak
(disebut hiperplasia). Dapat pula
terjadi radang ringan, penyempitan saluran pernapasan akibat bertambahnya sel
sel dan penumpikan lendir, dan kerusakan alveoli. Perubahan anatomi saluran
pernapasan menyebabkan fungsi paru-paru terganggu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
pembahasan yang uraikan diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :
Sistem pernapasan merupakan sistem yang
berfungsi untuk mengabsorbsi oksigen dan mengeluarkan karbondioksida dalam
tubuh yang bertujuan untuk mempertahankan homeostasis. Fungsi ini disebut
sebagai respirasi. Sistem pernapasan dimulai dari rongga hidung/mulut hingga ke
alveolus, di mana pada alveolus terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida
dengan pembuluh darah.
Sistem respirasi itu sendiri mencakup semua proses pertukaran gas yang
terjadi antara atmosfir melalui rongga hidung → faring → laring → trakea →
bronkus → paru-paru → alveolus → sel-sel melalui dinding kapiler darah.
Organ-organ sistem pernapasan meliputi
hidung, faring, laring, trakea, paru-paru atau pulmo yang terdiri dari bronkus,
brokiolus dan alveolus.
Mekanisme pernapasan meliputi pernapasan
dada atau costal breathing dan pernapasan perut atau diaphragmatic breathing
yang melalui masing-masing dua fase yaitu fase inspirasi dan ekspirasi yang
melibatkan pernapasan eksternal (luar) dan pernapasan internal (dalam).
Gangguan pada sistem pernapasan bisa
disebabkan karena terganggunya pengangkutan O2 ke sel-sel atau jaringan tubuh
(asfiksi) atau keracunan gas-gas berbahaya.
3.2 Saran
Agar tidak terjadi
gangguan pada sistem pernapasan kita, hindarilah polusi udara dan gas-gas
beracun, serta rawatlah paru-paru (pulmo) agar tetap bersih, karena paru-paru
mudah sekali terserang penyakit infeksi sehingga menimbulkan kerusakan
jaringannya.
Tags:
MAKALAH