A.
PENALARAN BAYANI
Secara etimologi, bayan berarti penjelasan atau eksplanasi. Al-Jabiri, berdasarkan beberapa makna yang diberikan kamus Lisân al-Arâb–suatu kamus karya Ibn Mandzur dan dianggap sebagai karya pertama yang belum tercemari pengertian lain--tentang kata ini, memberikan arti sebagai al-fashl wa infishâl (memisahkan dan terpisah) dan al-dhuhûr wa al-idhhâr (jelas dan penjelasan). Makna al-fashl wa al-idhhâr dalam kaitannya dengan metodologi, sedang infishâl wa dhuhûr berkaitan dengan visi (ru`y) dari metode bayani.
Dalam perspektif penemuan hukum Islam dikenal juga dengan istilah
metodepenemuan hukum al-bayan mencakup pengertian al-tabayun dan al-tabyin :
yakni prosesmencari kejelasan (azh-zhuhr) dan pemberian penjelasan (al-izhar) ;
upaya memahami(alfahm) dan komunikasi pemahaman (al-ifham) ; perolehan makna
(al-talaqqi) dan penyampaian makna (al-tablig).[1]
Dalam ushul al-fiqh yang dimaksud nash sebagai sumber pengetahuan adalah
Al-Qur’an dan Hadis.[2]
Penulis akan mengambil satu ayat sebagai contoh dari penalaran
bayani:
ôMtBÌhãm ãNä3øn=tæ èptGøyJø9$# ãP¤$!$#ur ãNøtm:ur ÍÌYÏø:$# !$tBur ¨@Ïdé& ÎötóÏ9 «!$# ¾ÏmÎ/ èps)ÏZy÷ZßJø9$#ur äosqè%öqyJø9$#ur èptÏjutIßJø9$#ur èpysÏܨZ9$#ur !$tBur @x.r& ßìç7¡¡9$# wÎ) $tB ÷Läêø©.s $tBur yxÎ/è n?tã É=ÝÁZ9$# br&ur (#qßJÅ¡ø)tFó¡s? ÉO»s9øF{$$Î/ 4 öNä3Ï9ºs î,ó¡Ïù 3 tPöquø9$# }§Í³t tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. `ÏB öNä3ÏZÏ xsù öNèdöqt±ørB Èböqt±÷z$#ur 4 tPöquø9$# àMù=yJø.r& öNä3s9 öNä3oYÏ àMôJoÿøCr&ur öNä3øn=tæ ÓÉLyJ÷èÏR àMÅÊuur ãNä3s9 zN»n=óM}$# $YYÏ 4 Ç`yJsù §äÜôÊ$# Îû >p|ÁuKøxC uöxî 7#ÏR$yftGãB 5OøO\b} ¨bÎ*sù ©!$# Öqàÿxî ÒOÏm§ ÇÌÈ
Diharamkan
bagimu (memakan) bangkai, darah[394], daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh,
yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
menyembelihnya[395], dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. dan
(diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah[396], (mengundi nasib dengan
anak panah itu) adalah kefasikan. pada hari ini[397] orang-orang kafir Telah
putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada
mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu
agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam
itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa[398] Karena kelaparan tanpa
sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Pernyataan hukum dalam Al-Qur’an dan Hadits terbagi menjadi empat
yaitu:
1.
Jelas
Tidaknya Pernyataan
a.
Pernyataan
Jelas
·
Zhahir:
lafal yang dengan sighatnya sendiri menunjukkan apa yang dimaksud tanpa
tergantung pemahaman lain.
Contoh:
·
Nash:
suatu lafal yang dengan sighatnya sendiri menunjukkan makna yang dimaksud
secara langsung.
Contoh:
wur (#qè=t7ø)s? öNçlm; ¸oy»pky #Yt/r&
·
Mufassar:
suatu lafal yang dengan sighatnya sendiri member petunjuk kepada maknanya yang
terperinci, tidak harus difahami dengan makna lain.
Contoh:
tûïÏ%©!$#ur tbqãBöt ÏM»oY|ÁósßJø9$# §NèO óOs9 (#qè?ù't Ïpyèt/ör'Î/ uä!#ypkà óOèdrßÎ=ô_$$sù tûüÏZ»uKrO Zot$ù#y_
·
Muhkam:
suatu lafal yang yang jelas dengan lafalnya sendiri tidak berkemungkinan
dibatalkan dan ditakwilkan.
Contoh:
tûïÏ%©!$#ur tbqãBöt ÏM»oY|ÁósßJø9$# §NèO óOs9 (#qè?ù't Ïpyèt/ör'Î/ uä!#ypkà óOèdrßÎ=ô_$$sù tûüÏZ»uKrO Zot$ù#y_ wur (#qè=t7ø)s? öNçlm; ¸oy»pky #Yt/r&
b.
Pernyataan
Tidak Jelas
·
Khafi:
suatu lafal yang samar, dalam sebagian penunjukan makna karena factor luer
bukan dari sighatnya sendiri.
Contoh:
tûïÏ%©!$#ur tbqãBöt ÏM»oY|ÁósßJø9$# §NèO óOs9 (#qè?ù't Ïpyèt/ör'Î/ uä!#ypkà óOèdrßÎ=ô_$$sù tûüÏZ»uKrO Zot$ù#y_
·
Musykil:
lafal yang samar dipengaruhi oleh factor dalam.
Contoh:
uä!#ypkà
·
Mujmal:
lafal yang maknanya mengandung beberapa keadaan dan beberapa hukum yang
terkandung di dalamnya.
Contoh:
tûïÏ%©!$#ur tbqãBöt ÏM»oY|ÁósßJø9$#
·
Mutasyabih:
lafal yang samar artinya tidak ada cara untuk mendapatkan maknanya.
Contoh:
¨bÎ*sù ©!$# Öqàÿxî ÒOÏm§
2.
Cara
Penunjukan Makna
a.
Dalalah.
·
Ibarah:
memahami makna kandungannya secara tektual.
Contoh:
tûïÏ%©!$#ur tbqãBöt ÏM»oY|ÁósßJø9$# §NèO óOs9 (#qè?ù't Ïpyèt/ör'Î/ uä!#ypkà óOèdrßÎ=ô_$$sù tûüÏZ»uKrO Zot$ù#y_
·
Isyarah:
lafal yang terungkap tidak kepada makna tersebut.
Contoh:
wur (#qè=t7ø)s? öNçlm; ¸oy»pky #Yt/r&
·
Ad-Dalalah:
lafal yang kebenaran hukumnya terdapat pada lafal yang tidak disebutkan.
Contoh:
wÎ) tûïÏ%©!$# (#qç/$s? .`ÏB Ï÷èt/ y7Ï9ºs (#qßsn=ô¹r&ur
·
Iqtidha’:
lafal yang kebenarannya tergantung pada yang tidak disebutkan disitu.
Contoh:
§NèO óOs9 (#qè?ù't Ïpyèt/ör'Î/ uä!#ypkà óOèdrßÎ=ô_$$sù tûüÏZ»uKrO Zot$ù#y_
b.
Mafhum.
·
Muwafaqah:
mafhum yang lafalnya menunjukan bahwa hukum yang tidak disebutkan sama dengan
yang disebutkan dalam lafal.
Contoh:
tbqãBöt ÏM»oY|ÁósßJø9$#
·
Mukhalafah:
mafhum yang lafalnya menunjukan bahwa hukum yang tidak disebutkan berbeda
dengan hukum yang disebutkan.
Contoh:
wÎ) tûïÏ%©!$# (#qç/$s? .`ÏB Ï÷èt/ y7Ï9ºs (#qßsn=ô¹r&ur
3.
Luas
Atau Sempitnya Cakupan Makna.
·
‘Am:
lafal yang masih umum. Lawannya khas.
Contoh:
Î=ô_$$sù
·
Mutlak:
lafal yang tidak dibatasi. Lawannya Muqayyat.
Contoh:
(#qè?ù't Ïpyèt/ör'Î/ uä!#ypkà
·
Haqiqi:
lafal yang jelas sesuai dengan lafal atau istilahnya. Lawannya majazi.
Contoh:
M»oY|ÁósßJø9$#
·
Musytarak:
lafal yang satu kata mengandung dua makna. Lawannya muradif.
Contoh:
ä!#ypkà
4.
Formula
taklif
a.
Sighat
amar: lafal yang berisi tentang perintah.
·
Contoh:
·
óOèdrßÎ=ô_$$sù tûüÏZ»uKrO Zot$ù#y_
b.
Sighat
nahi: lafal yang berisi tentang larangan.
·
Contoh:
wur (#qè=t7ø)s? öNçlm; ¸oy»pky #Yt/r&
DAFTAR PUSTAKA
Abd Wahhab Khallaf, Ilm Ushul al-Fiqh, Kuwait : Dari al-Qalam,
1978.
Jazim Hamidi, Hermeneutika Hukum, Teori Penemuan Hukum Baru Dengan
Interprestasi Teks, Yogyakarta : UII Pres, 2004.