124
2.1. Profil Perusahaan
A. Sejarah Perusahaan
PT. Indonesian Satellite Corporation (Indosat) didirikan pada tahun
1967 sebagai anak perusahaan yang dimiliki secara penuh oleh International
Telephone and Telegraph Corporation (ITT). Tahun 1969, Indosat memulai operasi
komersialnya dan telah menjadi penyedia utama jasa telekomunikasi internasional
di Indonesia, menghubungkan Indonesia secara langsung ke hampir 252 negara dan
tujuan di seluruh dunia. Bisnis utama Indosat adalah menyediakan jasa switched
dan non-switched telekomunikasi internasional. Indosat ditugaskan pemerintah
Indonesia untuk membangun, mentransfer, dan mengoperasikan selama 20 tahun
sebuah stasiun bumi Intelsat di Indonesia untuk mengakses penggunaan kapasitas
Intelsat di satelit Indian Ocean Region (IOR). Tahun 1980, ITT menjual Indosat
kepada pemerintah Indonesia. Setelah transfer, Indosat menjadi Badan Usaha
Milik Negara dalam bentuk Perseroan Terbatas, dan menjadi satu-satunya penyedia
jasa telekomunikasi internasional di Indonesia. Pada waktu itu, Pemerintah
Indonesia mentransfer kepemilikan fasilitas Indosat kepada Indosat. Tahun 1982,
dalam rangka memisahkan secara efektif jaringan telekomunikasi domestik dan
internasional, seluruh kepemilikan Perumtel pada kabel bawah laut internasional
dan gerbang serta operator internasionalnya di Jakarta ditransfer ke Indosat
dan Indosat mentransfer aset tertentu yang berhubungan dengan telekomunikasi
domestik ke Perumtel. Pada bulan Oktober 1994, Indosat menyelesaikan initial
global public offering saham-sahamnya. Saham-saham tersebut diperdagangkan baik
di Bursa Efek Jakarta maupun New York Stock Exchange.
B. Produk dan Jasa Indosat
1.
SWITCHED PRODUCT: International Direct Dialing (IDD), Indosat
Calling Card (ICC), Indosat Prepaid Card, Visa Phone, International Toll-Free,
International Video Confrence, Home Country Direct, Indonesia Direct,
International Telegram and Telex Service, FaxPlus, Data Packet Communication
Connection, ISDN-Pasopati, Inmarsat.
2.
NON-SWITCHED PRODUCT: International Leased Circuit Service, Indosat
Business Service, International Private Circuit, Virtual Private Network, Frame
Relay, Television Channel Service.
C. Perusahaan Anak dan Afiliasi
Indosat mempunyai investasi di: Acasia Communicationd Sdn.Bhd.
(ACASIA), PT Aplikanusa Lintasarta (Lintasarta), ASEAN Cableship Pty.Ltd
(ACPL), Astel Tokyo Corporation (Astel), PT Bangtelindo (Bangtelindo),
Cambodian Indosat Telecommunications S.A. (Camintel), PT EDI Indonesia, PT Duta
Sukses Utama, PT Graha Informatika Nusantara, PT Graha Lintas Properti, I-CO
Global Communication (Holdings) Ltd, PT Indokomsat Lintas Dunia (Indokomsat),
PT Mitra Global Telekomunikasi (MGTI), PT Patra Telekomunikasi Indonesia
(Patrakomindo), PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo), PT Sisindosat
Lintasbuana, PT Sistelindo Mitra Lintas, PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel),
USA Global Link, PT Kalimaya Perkasa Finance, PT Asitelindo Data Buana, PT
Intikom Telepersada, PT Indoprima Mikroselindo (Primasel), Suginami Cable
Television Co. Ltd., PT Yasawirya Tama Cipta (YTC), Indosat Kazakstan
Telecommunications Ltd. (Inkasel), International Satellite Organisations, PT Multi
Media Asia Indonesia (MMAI), PT Pramindo Ikat Nusantara, AlphaNet Telecom Inc,
PT Indosat Mega Media (IMM), PT Menara Jakarta, PT Yasawirya Indah Mega Media,
PT Multimedia Nusantara, PT Datakom Asia, ASEAN Telecom Holding Sdn.Bhd. (ATH),
PT Indokomsat Lintas Dunia, PT Indosel.
2.2. Misi, Visi, dan Filosofi Perusahaan
A. Misi Perusahaan
Setelah Pemerintah Indonesia mengambil alih kepemilikan seratus
persen saham PT. Indosat dari the American Cable and Television Corporation
(ITT/ACR) pada tanggal 31 Desember 1980, kemudian dirumuskanlah misi baru
Indosat pada tahun 1981, yang didasarkan pada suatu pandangan untuk
mentransformasikan Indosat menjadi Badan Usaha Milik Negara yang bersih dan
sukses.
Indosat mendefinisikan misi perusahaan tersebut sebagai berikut:
1.
Menyediakan jasa terbaik pada konsumen.
2.
Memberikan hasil terbaik kepada pemegang saham.
3.
Mempertahankan dan meningkatkan citra terbaik perusahaan.
B. Visi Perusahaan
Saat Indosat akan go public ke bursa saham dunia pada tahun 1994,
dilakukan redefinisi visi perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan trend
global dalam sektor telekomunikasi dan memperhitungkan strategi dari perusahaan
telekomunikasi kelas dunia.
Indosat mendefinisikan tujuan yang hendak diraih yang tertuang
dalam visi perusahaan sebagai berikut:
1.
Mempertahankan kepemimpinan pasar dalam jasa telekomunikasi
internasional di Indonesia.
Dengan
masuknya pemain baru seiring berakhirnya monopoli sebagai penyedia jasa
telekomunikasi internasional, Indosat harus berjuang untuk memimpin pasar
dengan:
a.
mempertahankan pangsa pasar dominan.
b. menyediakan
jasa yang terbaik, baik dalam kualitas dan jangkauan produk dan jasa.
2.
Memperkuat posisinya sebagai perusahaan telekomunikasi berkelas
dunia.
Adanya kecendrungan di sektor telekomunikasi menuju swastanisasi
perusahaan negara dan dibukanya pasar dunia, yang mengakibatkan masuknya pemain
asing dalam industri domestik, menuntut Indosat untuk dapat bersaing dengan
perusahaan multinasional. Dengan strategi untuk memasuki pasar global
diharapkan dapat:
a. meningkatkan nilai perusahaan melalui ekspansi bisnis.
b. meningkatkan citra perusahaan yang memperkuat posisinya di
Indonesia.
3.
Menjadi pemain global dalam industri telekomunikasi dunia.
Dalam rangka mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dan
menjadi pemain global, Indosat menaikkan standard sesuai dengan standard yang
digunakan oleh perusahaan telekomunikasi multinasional, sebagai operator
telekomunikasi global.
C. Filosofi Perusahaan
Perkembangan jasa telekomunikasi internasional di Indonesia yang
cepat, seiring pertumbuhan permintaan pada jasa dan jangkauan jasa
telekomunikasi, menuntut dipenuhinya kepuasan pelanggan sebagai kunci sukses
dalam era kompetisi. Untuk memenuhi hal tersebut, Indosat menerapkan suatu
filosofi yang dikenal dengan "Kami Lebih Peduli" atau lebih populer
dengan "We Care More".
2.3 Pengaruh Faktor Eksternal Perusahaan di Dalam Pengaturan Sumber
Daya Manusia
A. Lingkungan Umum / Remote Environment
Lingkungan ini adalah suatu tingkatan dalam lingkungan eksternal
organisasi yang menyusun faktor-faktor yang memiliki ruang lingkup luas dan
faktor-faktor tersebut pada dasarnya di luar dan terlepas dari operasi
perusahaan.
1.
Faktor Ekonomi
Krisis moneter yang kemudian disusul dengan tejadinya krisis
ekonomi telah membuat terpuruknya perekonomian Indonesia. Melemahnya nilai
tukar rupiah terhadap dollar secara drastis dan fluktuatif, banyak menyulitkan
perusahaan-perusahaan di Indonesia, yang terutama diakibatkan pinjaman luar
negeri yang besar. Hancurnya sektor keuangan khususnya perbankan dan tingkat
suku bunga yang sangat tinggi mencapai 70% telah membuat dunia usaha kesulitan
untuk mendapatkan kredit yang memadai untuk mengembangkan usahanya. Krisis ini
diperburuk dengan terjadinya krisis kepercayaan, yang mengakibatkan terjadinya
penolakan letter of credit oleh pihak luar negeri. Kontraksi ekonomi yang
diperkirakan mencapai 13% ditahun 1998 ini, inflasi yang tinggi (menurut data
BPS dalam periode Januari-September 1998 inflasi telah mencapai 75%), banyaknya
PHK, dan pada gilirannya memperbesar jumlah penduduk miskin. Dengan turunnya
pendapatan riel masyarakat maka daya beli masyarakat melemah. Semua masalah
diatas sangat menyulitkan bagi dunia usaha di Indonesia saat ini.
2.
Faktor Sosial
Kemajuan ekonomi yang pernah terjadi selama periode 1969-1996,
telah banyak merubah keadaan sosial di Indonesia. Jasa telekomunikasi pada saat
ini telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat, baik untuk dunia usaha
maupun di luar dunia usaha. Keberhasilan program Keluarga Berencana juga telah
merubah keadaan demografi Indonesia. Jumlah penduduk usia produktif akan terus
meningkat, yang tentunya akan semakin banyak memerlukan jasa telekomunikasi
dalam kegiatannya. Hal-hal diatas merupakan peluang bagi perusahaan-perusahaan
penyedia jasa telekomunikasi.
3.
Faktor Politik
Keadaan politik dalam negeri yang masih belum stabil pada saat ini,
sedikit-banyak cukup mempengaruhi kegiatan ekonomi nasional. Disusunnya
beberapa Undang-Undang, seperti: UU Kepailitan, yang berpengaruh pada
perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan; dan UU Persaingan Sehat, untuk
bisnis yang bersih, yang ditujukan untuk menghapus praktek monopoli atau pun
kartel. Khusus untuk jasa telekomunikasi internasional, pemerintah tetap
memberikan komitmen untuk mempertahankan duopoli Indosat-Satelindo hingga tahun
2003. Dengan akan berakhirnya duopoli tersebut, maka diperlukan kesiapan dalam
menghadapi munculnya pendatang baru.
4.
Faktor Teknologi
Teknologi telekomunikasi merupakan teknologi yang cepat berkembang,
seiring dengan berkembangnya industri elektronika dan komputer. Trend teknologi
telekomunikasi ini semakin ke arah teknologi digital, semakin besar kapasitas,
semakin sederhana perangkatnya, perluasan daya jangkau, keamanan dan privacy
lebih baik, personalitas dan penambahan fasilitas yang lain. Evolusi teknologi
telekomunikasi saat ini mempunyai kecenderungan untuk beralih via radio, optik
atau satelit.
5.
Faktor Ekologi
Pada saat ini dunia bisnis semakin dituntut tanggung-jawabnya
terhadap lingkungan. Industri telekomunikasi telah mencoba membuat produk yang
ramah lingkungan, dan bagi sektor jasa telekomunikasi relatif tidak menghasilkan
limbah sama sekali.
B. Lingkungan Industri
Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal
organisasi yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki
implikasi yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasionalisasi
perusahaan.
Menurut Michael Porter dalam bukunya Competitive Strategy, keadaan
persaingan dalam suatu industri tergantung lima kekuatan persaingan pokok,
yaitu:
1.
Ancaman Masuknya Pendatang Baru
Bisnis pertelekomunikasian merupakan bisnis yang dinamik, menarik,
multi aspek,dan pelopor dalam ekspansi global. Di sisi lain pelbagai bukti
empirik secara tak langsung telah membuktikan bahwa sektor telekomunikasi
merupakan sektor bisnis yang paling diminati oleh perusahaan multi nasional
dalam kerangka ekspansi dan globalisasinya Ini terjadi baik dalam rangka
swastanisasi maupun dalam konteks aliansi strategis antar pelaku di negara maju
maupun dalam ekspansi ke negara berkembang. Berdasarkan kebijakan pemerintah
struktur pasar jasa telekomunikasi sudah diatur sedemikian rupa sehingga
perusahaan-perusahaan yang akan masuk dalam industri ini akan mengalami
kesulitan.
Modal yang dibutuhkan untuk memasuki industri ini sangat besar,
mengingat mahalnya teknologi yang digunakan dan biaya pembangunan jaringan yang
luas. Sehingga yang dapat masuk ke industri ini adalah pengusaha-pengusaha
bermodal besar ataupun perusahaan-perusahaan raksasa yang telah mapan.
Jadi dengan kondisi tersebut di atas, maka kecil kemungkinannya
pendatang baru untuk dapat memasuki industri ini, karena banyaknya barrier to
entry, yang sengaja dibuat agar tidak meruntuhkan pemain yang sudah ada.
2.
Kekuatan tawar-menawar pembeli
Jumlah pelanggan telekomunikasi dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan, yang pada akhir Pelita VIII (2009) diproyeksikan mencapai 21 juta
saluran telepon dengan rasio 9 per seratus orang. Kalau dibandingkan misalnya
padatahun 1996 Swedia (tertinggi dunia) sudah mencapai 68 per seratus orang,
dan hongkong 54 per seratus orang.
Pelanggan di Indonesia pada umumnya tidak mempunyai daya tawar yang
cukup kuat terhadap jasa telekomunikasi dasar ataupun jasa sambungan langsung
internasional, karena tidak punya pilihan sarana telekomunikasi. Dan untuk jasa
sambungan bergerak, pelanggan memang cukup banyak pilihan , tetapi hanya
terbatas pada pilihan tertentu dan kurang bisa memuaskan pelayanan atas
jasanya.
Jadi melihat hal di atas jelas potensi pasar jasa telekomunikasi
cukup besar dan meningkat dari tahun ke tahun , apalagi di Indonesia banyak
potensi pelanggan yang belum digarap.
3.
Kekuatan tawar-menawar pemasok
Industri telekomunikasi banyak memakai kabel serat optik, tidak
saja untuk jaringan darat, tapi juga di laut. Dengan kemajuan teknologi yang
sudah sedemikian pesat, jaringan kabel lama (tembaga) sudah tidak memadai lagi
baik untuk mengakomodasi data maupun informasi. Sebenarnya produsen kabel serat
optik dalam negeri telah mampu memasok kebutuhan nasional. Namun demikian,
hampir sekitar 90% kebutuhan kabel serat optik dalam negeri masih diimpor dari
luar negeri, sehingga bergantung pada produsen luar negeri. Kondisi daya tawar
perusahaan telekomunikasi Indonesia tidak terlalu lemah, karena pemasoknya
terdiri dari banyak perusahaan. Akan tetapi jika terjadi fluktuasi dan
pelemahan nilai tukar mata uang dalam negeri, hal ini yang menjadi bumerang
terhadap perusahaan.
4.
Ancaman dari barang atau jasa pengganti
Telekomunikasi merupakan wahana yang menghubungkan manusia satu
dengan manusia lainnya melalui berbagai media telekomunikasi. Sesuai dengan
fungsinya tersebut maka jika kita identifikasikan ada beberapa jasa pengganti
yang dapat mengambil alih fungsi tersebut dari jasa telekomunikasi, misalnya:
jasa transportasi, jasa pos, jasa pers, dan internet. Dari beberapa macam jasa
pengganti, berdasarkan kelebihan dan kelemahannya, maka kecendrungan pelanggan
akan tetap menggunakan jasa telekomunikasi dalam hal kecepatan dan kemudahan
berkomunikasi.
5.
Persaingan di antara perusahaan yang ada
Kondisi persaingan industri telekomunikasi Indonesia dipengaruhi
oleh aturan mengenai struktur dan bentuk kerjasama antara perusahaan swasta dan
BUMN, sesuai dengan UU No 3/1989, adalah sebagai berikut: Perusahaan swasta
dapat menyelenggarakan jasa telekomunikasi dasar melalui kerjasama patungan,
kerjasama operasi, dan kontrak manajemen dengan PT Telkom dan PT Indosat.
C. Lingkungan Operasi
Lingkungan ini meliputi faktor-faktor pada situasi kompetitif yang
mempengaruhi sukses perusahaan dalam mendapatkan sumber daya atau dalam
keuntungan pemasaran barang dan jasa perusahaan.
1.
Posisi Kompetitif
Posisi kompetitif Indosat cukup kuat, sebagai pemimpin pasar, dan
hanya menghadapi satu pesaing pada bisnis telekomunikasi internasional yaitu
Satelindo. Selain itu juga didukung rangkaian produk dan jasa yang luas,
kapasitas dan produktivitas yang memadai, periklanan, dan yang cukup penting
citra perusahaan.
2.
Profil Pelanggan
Pelanggan dari Indosat meliputi rumah tangga dan kalangan bisnis.
Dalam hal ini pemakai utama dari telekomunikasi internasional adalah kalangan
bisnis, yang banyak digunakan untuk keperluan usaha. Terpuruknya perekonomian
Indonesia yang banyak memacetkan sejumlah besar bisnis, mempunyai pengaruh
terhadap pertumbuhan volume pemakaian telekomunikasi internasional.
3.
Pemasok
Peralatan-peralatan yang digunakan untuk pengadaan telekomunikasi
internasional, merupakan peralatan yang bermuatan teknologi tinggi. Sehingga,
sebagian besar peralatan tersebut didatangkan melalui pemasok luar negeri.
Walaupun posisi daya tawar Indosat cukup kuat, mengingat culup banyaknya jumlah
pemasok, namun penurunan nilai tukar Rupiah sangat mempengaruhi besarnya dana
yang diperlukan untuk mendatangkan peralatan tersebut. Namun, pendapatan
Indosat yang sebagian besar dalam bentuk Dollar, seperti pendapatan incoming
call, cukup membantu.
4.
Kreditor
Dilihat dari struktur kredit-modal, terlihat bahwa Indosat
mempunyai struktur yang berimbang, atau antara modal dan kredit jumlahnya sama.
Dalam hal ini, mengingat kemampuan Indosat dalam menghasilkan keuntungan maupun
asset yang dimilikinya, tidaklah terlampau sulit bagi indosat untuk mendapatkan
pinjaman dari kreditor pada jumlah yang memadai.
5.
Sumber Daya Manusia
Indosat mempunyai SDM yang cukup baik, 40% komposisinya
berpendidikan S-1 ke atas. Selain itu didukung dengan program pelatihan
berjenjang sesuai posisinya untuk meningkatkan keahlian.
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
PT. Indonesian Satellite Corporation (Indosat) didirikan pada tahun
1967 sebagai anak perusahaan yang dimiliki secara penuh oleh International
Telephone and Telegraph Corporation (ITT). Bisnis utama Indosat adalah
menyediakan jasa switched dan non-switched telekomunikasi internasional.
Perkembangan jasa telekomunikasi internasional di Indonesia yang
cepat, seiring pertumbuhan permintaan pada jasa dan jangkauan jasa
telekomunikasi, menuntut dipenuhinya kepuasan pelanggan sebagai kunci sukses
dalam era kompetisi.
Pengaruh faktor eksternal perusahaan PT. Indonesian Satellite
Corporation, Tbk (Indosat) di dalam pengaturan sumber daya manusia disebabkan
oleh 3 lingkungkan, yaitu:
1.
Lingkungan Umum / Remote Environment
2.
Lingkungan Industri
3.
Lingkungan Operasi
DAFTAR PUSTAKA
http://www.angelfire.com/id/akademika/msstrasat98.html
Tags:
MAKALAH