034
DOWNLOAD FILE INI DISINI
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya sehinnga dapat
menyelesaikan tugas makalah.
Penyusun
menyadari, penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, serta masih banyak
kekurangan. Penyusun mohon kritik dan saran dari rekan-rekan semua ke arah
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
berharap, makalah ini bisa bermanfaat bagi penyusun sendiri ataupun semua pihak
yang memerlukan.
, Februari 2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL...................................................................................... i
KATA
PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR
ISI ................................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Filsafat .................................................................................... 3
2.2.
Pengertian Agama .................................................................................... 4
2.3.
Hubungan Filsafat dengan Agama ........................................................... 4
BAB
III PENUTUP
3.1.
Kesimpulan ............................................................................................... 7
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................... 8
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Agama dan filsafat
memainkan peran yang mendasar dan fundamental dalam sejarah dan kehidupan
manusia. Agama memang tidak mudah untuk di defenisikan karena agama mengambil
bentuk yang bermacam-macam, namun semua orang berkesimpulan bahwa agama segala
yang menunjukkan pada kesucian, rasa suci. Orang-orang yang mengetahui secara
mendalam tentang sejarah agama dan filsafat niscaya memahami secara benar bahwa
pembahasan ini sama sekali tidak membicarakan pertentangan antara keduanya dan
juga tidak seorang pun mengingkari peran sentral keduanya. Sebenarnya yang
menjadi tema dan inti perbedaan pandangan dan terus menyibukkan para pemikir
tentangnya sepanjang abad adalah bentuk hubungan keharmonisan dan kesesuaian
dua mainstream disiplin ini. Sebagian pemikir yang berwawasan dangkal
berpandangan bahwa antara agama dan filsafat terdapat perbedaan yang ekstrim,
dan lebih jauh, dipandang bahwa persoalan-persoalan agama agar tidak
"ternodai" dan "tercemari" mesti dipisahkan dari pembahasan
dan pengkajian filsafat. Tetapi, usaha pemisahan ini kelihatannya tidak
membuahkan hasil, karena filsafat berhubungan erat dengan hakikat dan tujuan
akhir kehidupan, dengan filsafat manusia dapat mengartikan dan menghayati
nilai-penting kehidupan, kebahagian, dan kesempurnaan hakiki.”
Sebagian pemikir
yang berwawasan dangkal berpandangan bahwa antara agama dan filsafat terdapat
perbedaan yang ekstrim, dan lebih jauh, dipandang bahwa persoalan-persoalan
agama agar tidak "ternodai" dan "tercemari" mesti
dipisahkan dari pembahasan dan pengkajian filsafat. Tetapi, usaha pemisahan ini
kelihatannya tidak membuahkan hasil, karena filsafat berhubungan erat dengan
hakikat dan tujuan akhir kehidupan, dengan filsafat manusia dapat mengartikan
dan menghayati nilai-penting kehidupan, kebahagian, dan kesempurnaan hakiki.
Di samping itu,
masih banyak tema-tema mendasar berkisar tentang hukum-hukum eksistensi di alam
yang masih membutuhkan pengkajian dan analisa yang mendalam, dan semua ini yang
hanya dapat dilakukan dengan pendekatan filsafat. Jika agama membincangkan
tentang eksistensi-eksistensi di alam dan tujuan akhir perjalanan segala
maujud, lantas bagaimana mungkin agama bertentangan dengan filsafat. Bahkan
agama dapat menyodorkan asumsi-asumsi penting sebagai subyek penelitian dan
pengkajian filsafat. Pertimbangan-pertimbangan filsafat berkaitan dengan
keyakinan-keyakinan dan tradisi-tradisi agama hanya akan sesuai dan sejalan
apabila seorang penganut agama senantiasa menuntut dirinya untuk berusaha
memahami dan menghayati secara rasional seluruh ajaran, doktrin, keimanan dan
kepercayaan agamanya.
Dengan demikian,
filsafat tidak lagi dipandang sebagai musuh agama dan salah satu faktor perusak
keimanan, bahkan sebagai alat dan perantara yang bermanfaat untuk meluaskan
pengetahuan dan makrifat tentang makna terdalam dan rahasia-rahasia doktrin
suci agama, dengan ini niscaya menambah kualitas pengahayatan dan apresiasi
kita terhadap kebenaran ajaran agama. Walaupun hasil-hasil penelitian rasional
filsafat tidak bertolak belakang dengan agama, tapi selayaknya sebagian
penganut agama justru bersikap proaktif dan melakukan berbagai pengkajian dalam
bidang filsafat sehingga landasan keimanan dan keyakinannya semakin kuat dan
terus menyempurna, bahkan karena motivasi keimananlah mendorongnya melakukan
observasi dan pembahasan filosofis yang mendalam terhadap ajaran-ajaran agama
itu sendiri dengan tujuan menyingkap rahasia dan hakikatnya yang terdalam.
1.2.Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud filsafat?
2.
Apa yang dimaksud agama?
3.
Apa hubungan filsafat dan agama?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Filsafat
Kata "filsafat" berasal dari
bahasa Yunani, philosophia: philein artinya cinta, mencintai, philos pecinta,
sophia kebijaksanaan atau hikmat. Jadi filsafat artinya "cinta akan
kebijaksanaan". Cinta artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar
atau yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaan artinya kebenaran sejati atau
kebenaran yang sesungguhnya. Filsafat berarti hasrat atau keinginan yang
sungguh akan kebenaran sejati. Demikian arti filsafat pada mulanya.
Dari
arti di atas, kita kemudian dapat mengerti filsafat secara umum. Filsafat
adalah suatu ilmu, meskipun bukan ilmu vak biasa, yang berusaha menyelidiki
hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Bolehlah filsafat disebut
sebagai: suatu usaha untuk berpikir yang radikal dan menyeluruh, suatu cara
berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya. Hal yang membawa usahanya itu
kepada suatu kesimpulan universal dari kenyataan partikular atau khusus, dari
hal yang tersederhana sampai yang terkompleks. Filsafat, "Ilmu tentang
hakikat". Di sinilah kita memahami perbedaan mendasar antara "filsafat"
dan "ilmu (spesial)" atau "sains". Ilmu membatasi
wilayahnya sejauh alam yang dapat dialami, dapat diindera, atau alam empiris.
Ilmu menghadapi soalnya dengan pertanyaan "bagaimana" dan "apa
sebabnya". Filsafat mencakup pertanyaan-pertanyaan mengenai makna,
kebenaran, dan hubungan logis di antara ide-ide dasar (keyakinan, asumsi dan
konsep) yang tidak dapat dipecahkan dengan ilmu empiris.
Filsafat ialah hasil daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami secara radikal hakikat yang ada.
Filsafat ialah hasil daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami secara radikal hakikat yang ada.
2.2. Pengertian Agama
Kata
agama dalam Kitab suci Al-Qur'an dan hadits Nabi mempunyai makna antara lain:
pahala dan balasan, ketaatan dan penghambaan, kekuasaan, syariat dan hukum,
umat, kepasrahan dan penyerahan mutlak, aqidah, cinta, akhlak yang baik,
kemuliaan, cahaya, kehidupan hakiki, amar ma'ruf nahi munkar, amanat dan
menepati janji, menuntut ilmu dan beramal dengannya, dan puncak kesempurnaan
akal.
Agama
ialah suatu sistem credo (tata keyakinan), ritus (peribadatan) dan sistem norma
yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan alam
lainnya sesuai tata ketentuan yang telah ditetapkan.
Menurut sumbernya agama dibagi menjadi 2 yaitu:
Menurut sumbernya agama dibagi menjadi 2 yaitu:
1.
Agama samawi (agama wahyu atau langit)
2.
Agama budaya (agama bumi)
Contoh
dari agama samawi salah satumya adalah islam. Agama islam adalah wahyu dari
Allah yang diturunkan pada rosul-Nya sebagai suatu sistem keyakinan dan tata
aturan yang mengatur segala pri kehidupan dan kehidupan manusia dalam hubungan
nya dengan Tuhan, sesama makhluk maupun alam yang bertujuan mencari keridhoan
Allah serta keselamatan dunia dan akhirat.
Agama
islam bersumber dari kitab suci yaitu kodifikasi wahyu Allah swt untuk umat
manusia di atas planet bumi berupa Al quran sebagai penyempurna wahyu-wahyu
Allah sebelumnya.
2.3.Hubungan Filsafat dengan Agama
Menurut
Hocking (1946), agama merupakan obat dari kesulitan dan kekhawatiran yang
dihadapi manusia, sekurang-kurangnya meringankan manusia dari kesulitan. Agama
merupakan pernyataan pengharapan manusia dalam dunia yang besar atau jagat
raya, karena ada jalan hidup yang benar yang perlu ditemukan. Agama menjadi
suatu lembaga yang bersemangat untuk memperoleh kehidupan yang baik dan
merenungkannya sebagai suatu tuntutan kosmis,. Menusia menjadi penganutnya yang
setia terhadap agama karena manurus keyakinannya agama telah memberikan sesuatu
yang sangat berharga bagi hidupnya yang tidak mungkin dapat diuji dengan
pengalaman maupun oleh akal sepert halnya menguji kebenaran sains dan filsafat
karena agama lebih banyak menyangkut perasaan dan keyakinan. Agama merupakan
sesuatu yang ada, karena keberadaanya itulah makanya agama dikatakan pengkajian
filsafat. Landasan agama atau tauhid meurpkan landasan utama yang perlu
diperhatikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk keselamatan di
dnia dan menjadi bekal di akhirat nanti. Misalnya dalam melaksanakan proses
pendidikan dan pembelajran bagi anak didi, dimna alandasan tauhi dan spritual
keagaaamini menyangkut dengan hakikat menusi asebagai makhluk ciptaan Tuhan.
Oleh karena itu pendidikan dan pemblajarna yang harus dilakukan harus mengacu
pada pembentukan kepribadian anak didik yang sesuai dengan nilai-nilai aqidan
dan spritual kegaman yaitu menurut ajaran agama islam. Pandangan filsafat
menurut agama islam tertung semuanga pada Al-qur’an yang dijadikan
seabgaipegangan dan pedoman hidup bagi orang-orang yang beriman. Karena dia
yakin bahwa semuanya. Baik hidup, mati, kapan, dan dimanapun ia berada adalah
kekuasaan dan kehendak yang maha kuasa yaitu Allah SWT.
Filsafat
merupakan pertolongan yang sangat penting pula pengaruhnya terhadap seluruh
sikap dan pandangan orang, karena filsafat justru hendak memberikan dasar-dasar
yang terdalam mengenai hakikat manusia dan dunia. Ada beberapa hal yang penting
dalam agama yaitu : menyakini adanya Tuhan yang menciptakan semua yang ada
dilangit dan dibumi dan mengatur semua kehidupan manusia, adanya kebajikan,
sifat buruk dan baik dan lain sebagainya,juga diselidi oleh filsafat karena itu
meurpakan atau mungkin ada secara umum kebenaran dalam agama didasarkan pada
wahtu atau firman-firman Allah, sedangkan kebenaran dalam filsafat didasarkan
pada pikiran belaka, agama telah mengaskan bahwa agama itu untuk orang-orang
yang berakal dan berilmu pengetahuan. Maksudnya adalah dalam agama terutama gama
islam adanya aturan-aturan yang ditetapkan Allah, dimnaa aturah Allah adalah
wajib, sunat, haram, makhru dan mubah. Jadi agama dan pendidikan merupakan dual
yang saling berhubungan dan saling berkaitan, maksudnya adalah didalam agama
ada aturan-aturan yang harus dipatuhi sedangkan dalam pendidikan juga ada
aturan yang harus dipatuhi dan semua atuaran baik agama maupun pendiidkan
dijalankan dan diterapkan oleh manusia.
Dimana
dapat dikatakan hubungan filsafat dengan agama diantaranya : setiap orang
diharapkan merenung dalamhikmah untuk menjadi prosesn pendidikan dan
usaha-usaha pendidkan suatu bangsa guna mempersiapkan generasi muda dan warga
negara agar beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan menjadi warga
negara sadar dan insaf tentang hidup serta mempunyai tauladan yang dapat
dijadikan perinsip dan keyakinan.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Filsafat
dan agama mempunyai hubungan yang terkait dan reflesif dengan manusia artinya
keduanya tidak ada alat penggerak dan tenaga utama di dalam diri manusia, yang
dikatakan alat dan penggerak tenaga utama pada diri manusia adalah akal,
pikiran, rasa, dan kenyakinan. Dengan alat ini manusia akan mencapai
kebahagiaan bagi dirinya. Agama dapat menjadi petunjuk, pegangan serta pedoman
hidup bagi manusia dalam menempuh hidupnya dengan harapan penuh keamanan,
kedamaian, dan kesejahteraan. Manakala manusia menghadapi masalah yang rumit dan
berat, maka timbullah kesadaranyna, bahwa manusia merupakan makhluk yang tidak
berdaya untuk mengatasinya dan timbulnya kepercayaan dan keyakinan.
DAFTAR PUSTAKA
Tags:
MAKALAH