Pengeluaran konsumsi masyarakat adalah
satu variabel makro ekonomi yang dilambangkan “C”. Konsep konsumsi yang
merupakan konsep yang di Indonesiakan dalam bahasa inggris “Consumption”,
merupakan pembelajaan yang dilakukan oleh rumah tangga ke atas barang-barang
akhir dan jasa-jasa dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang-orang
yang melakukan pembelanjaan tersebut atau juga pendapatan yang dibelanjakan.
Bagian pendapatan yang tidak dibelanjakan disebut tabungan, dilambangkan dengan
huruf “S” inisial dari kata saving. Apabila pengeluaran-pengeluaran konsumsi
semua orang dalam suatu negara dijumlahkan, maka hasilnya adalah pengeluaran
konsumsi masyarakat negara yang bersangkutan. Pertumbuhan ekonomi saat ini
bertumpu pada konsumsi karena peranan sektor investasi dan ekspor mendorong pertumbuhan
ekonomi.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
itu konsumsi dan fungsi konsumsi?
2. Apa
yang menjadi variabel lain yang mempengaruhi pengeluaran konsumsi?
3. Apa
yang menjadi prinsip konsumsi?
C. Tujuan
Penelitian
Tujuan
dibuatnya makalah ini adalah untuk :
1. Mengetahui
apa yang dimaksud dengan teori konsumsi.
2. Mengetahui
fungsi dari konsumsi.
3. Mengetahui
apa saja yang mempengaruhi konsumsi.
4. Mengetahui
apa saja prinsip dari konsumsi.
5. Mengetahui
bagaimana teori konsumsi dalam perbaikan ekonomi.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Konsumsi dan Fungsi
Konsumsi
Dilihat dari segi ekonomi, , konsumsi merupakan
tindakan untuk mengurangi atau menghabiskan nilai guna ekonomi suatu benda.
Sedangkan menurut Dharam Bannoch dalam bukunya ieconomicsi memberikan
pengertian tentang konsumsi yaitu merupakan pengeluaran total untuk memperoleh
barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam suatu perekonomian dalam jangka
waktu (dalam satu tahun) pengeluaran.
Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan
jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan dari orang yang melakukan pembelanjaan tersebut. Pembelanjaan
masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan mereka yang lain
digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang diproduksi untuk
digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang
konsumsi. Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan
di antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan
nasional (pendapatan disposebel) perekonomian tersebut. Fungsi konsumsi dapat
dinyatakan dalam persamaan :
C
= a + bY
Dimana
a
adalah konsumsi rumah tangga ketika pendapatan nasional adalah 0.
b
adalah kecondongan konsumsi marginal.
C
adalah tingkat konsumsi.
Y
adalah tingkat pendapatan nasional.
Ada dua konsep untuk mengetahui sifat hubungan
antara pendapatan disposebel dengan konsumsi dan pendapatan disposebel dengan
tabungan yaitu konsep kecondongan mengkonsumsi dan kecondongan menabung.
Kecondongan mengkonsumsi dapat dibedakan menjadi dua yaitu kecondongan
mengkonsumsi marginal dan kecondongan mengkonsumsi rata-rata.
Kecondongan mengkonsumsi marginal dapat
didefinisikan sebagai perbandingan diantara pertambahan konsumsi (C) yang dilakukan
dengan pertambahan pendapatan disposebel (Yd) yang diperoleh.
Nilai kecondongan mengkonsumsi marginal dapat dihitung dengan menggunakan
formula : MPC = Yd . C
Kecondongan mengkonsumsi marginal dapat didefinisikan sebagai
perbandingan diantara tingkat pengeluaran konsumsi (c) dengan tingkat
pendapatan disposebel pada ketika konsumen tersebut dilakukan (Yd). Nilai
kecondongan konsumsi rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan formula APC =
Yd . C
Kecondongan
menabung dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
Kecondongan menabung marginal dapat didefinisikan perbandingan
di antara pertambahan tabungan ( dengan pertambahan pendapatan disposebel (. Nilai kecondongan
menabung marginal dapat dihitung dengan menggunakan formula MPS = Yd . S
Kecondongan menabung rata-rata menunjukkan perbandingan di
antara tabungan (S) dengan pendapatan disposebel (Yd). Nilai kecondongan
menabung rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan formula APS = Yd . S
B. Macam-macam
Teori Konsumsi
1. Teori
Konsumsi John Maynard Keynes
Dalam
teorinya Keynes mengandalkan analisis statistik, dan juga membuat dugaan-dugaan
tentang konsumsi berdasarkan introspeksi dan observasi casual. Pertama dan
terpenting Keynes menduga bahwa, kecenderungan mengkonsumsi marginal (marginal
propensity of consume) jumlah yang di konsumsi dalam setiap tambahan pendapatan
adalah antara nol dan satu. Kedua, Keynes menyatakan bahwa rasio konsumsi
terhadap pendapatan, yang disebut kecenderungan mengkonsumsi rata-rata
(avarange prospensity to consume), turun ketika pendapatan naik. Ia percaya bahwa
tabungan adalah kemewahan, sehingga ia berharap orang kaya menabung dalam
proporsi yang lebih tinggi dapat pendapatan mereka ketimbang yang miskin.
Ketiga,
Keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan determinan konsumsi yang penting
dan tingkat bunga tidak memiliki peranan penting. Keynes menyatakan bahwa
pengaruh tingkat bunga terhadap konsumsi hanya sebatas teori. Berdasrkan tiga
dugaan ini, fungsi konsumsi keynes sering ditulis sebagai : C = C + cY, C >
0, 0 < c < 1.
Keterangan
:
c
= konsumsi
Y = pendapatan
disposebel
C = konstanta
c = kecenderungan
mengkonsumsi marginal
Beberapa
catatan mengenai fungsi konsumsi Keynes:
Variabel
nyata adalah bahwa fungsi konsumsi Keynes menunjukkan hubungan antara
pendapatan nasional dengan pengeluaran konsumsi yang keduanya dinyatakan dengan
menggunakan tingkat harga konstan. Pendapatan yang terjadi disebutkan bahwa
pendapatan nasional yang menentukan besar kecilnya pengeluaran konsumsi adalah
pendapatan nasional yang terjadi atau current national income.
Bentuk
fungsi konsumsi menggunakan fungsi konsumsi dengan bentuk garis lurus. Keynes
berpendapat bahwa fungsi konsumsi berbentuk lengkung.
1. Teori
Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Permanen (Milton Friedman)
Menurut
teori ini pendapatan masyarakat dapat digolongkan menjadi 2 yaitu pendapatan
permanen (permanent income) dan pendapatan sementara (transitory income).
Pengertian dari pendapatan permanen adalah pendapatan yang selalu diterima pada
setiap periode tertentu dan dapat diperkirakan sebelumnya, misalnya pendapatan
dari gaji, upah. Pengertian pendapatan sementara adalah pendapat yang tidak
bisa diperkirakan sebelumnya.
Friedman
menganggap pula bahwa tidak ada hubungan antara pendapatan sementara dengan
pendapatan permanen, juga antara konsumsi sementara dengan konsumsi permanen,
maupun konsumsi sementara dengan pendapatan sementara. Sehingga MPC dari
pendapatan sementara sama dengan nol yang berarti bila konsumen menerima
pendapatan sementara positif maka tidak akan mempengaruhi konsumsi dan
sebaliknya bila konsumen menerima pendapatan sementara yang negatif maka tidak
akan mengurangi konsumsi.
2. Teori
Konsumsi dengan Hipotesis Siklus Hidup
Teori
dengan hipotesis siklus hidup dikemukakan oleh Franco Modigliani. Franco
Modigliani menerangkan bahwa pola pengeluaran konsumsi masyarakat mendasarkan
kepada kenyataan bahwa pola penerimaan dan pola pengeluaran konsumsi seseorang
pada umumnya dipengaruhi oleh masa dalam siklus hidupnya.
Karena
orang cenderung menerima penghasilan/pendapatan yang rendah pada usia muda, tinggi
pada usia menengah dan rendah pada usia tua, maka rasio tabungan akan
berfluktasi sejalan dengan perkembangan umur mereka yaitu orang muda akan
mempunyai tabungan negatif (dissaving), orang berumur menengah menabung dan
membayar kembali pinjaman pada masa muda mereka, dan orang usia tua akan
mengambil tabungan yang dibuatnya di masa usia menengah.
Selanjutnya
Modigliani menganggap penting peranan kekayaan (assets) sebagai penentu tingkah
laku konsumsi. Konsumsi akan meningkat apabila terjadi kenaikan nilai kekayaan
seperti karena adanya inflasi maka nilai rumah dan tanah meningkat, karena
adanya kenaikan harga surat-surat berharga, atau karena peningkatan dalam
jumlah uang beredar. Sesungguhnya dalam kenyataan orang menumpuk kekayaan
sepanjang hidup mereka, dan tidak hanya orang yang sudah pensiun saja. Apabila
terjadi kenaikan dalam nilai kekayaan, maka konsumsi akan meningkat atau dapat
dipertahankan lebih lama. Akhirnya hipotesis siklus kehidupan ini akan berarti
menekan hasrat konsumsi, menekan koefisien pengganda, dan melindungi
perekonomian dari perubahan-perubahan yang tidak diharapkan, seperti perubahan
dalam investasi, ekspor maupun pengeluaran-pengeluaran lain.
3. Teori
Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Relatif.
James
Dusenberry mengemukakan bahwa pengeluaran konsumsi suatu masyarakat ditentukan
terutama oleh tingginya pendapatan tertinggi yang pernah dicapainya.Pendapatan
berkurang, konsumen tidak akan banyak mengurangi pengeluaran untuk konsumsi.
Untuk mempertahankan tingkat konsumsi yang tinggi, terpaksa mengurangi besarnya
saving. Apabila pendapatan bertambah maka konsumsi mereka juga akan bertambah,
tetapi bertambahnya tidak terlalu besar. Sedangkan saving akan bertambah besar
dengan pesatnya.
Dalam teorinya,
Dusenberry menggunakan dua asumsi yaitu :
1. Selera
rumah tangga atas barang konsumsi adalah interdependen. Artinya pengeluaran
konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh pengeluaran yang dilakukan oleh orang
sekitarnya.
2. Pengeluaran
konsumsi adalah irrevesibel. Artinya pola pengeluaran seorang pada saat
penghasilan naik berbeda dengan pola pengeluaran pada saat penghasilan
mengalami penurunan.
C.
Beberapa Variabel Lain yang
Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi
Perkembangan ekonomi yang terjadi
mengakibatkan bertambahnya variabel yang dapat mempengaruhi pengeluaran
konsumsi adalah sebagai berikut :
1. Pendapatan
nasional
2. Inflasi
3. Suku
bunga
4. Jumlah
yang beredar
5. Selera
6. Faktor
sosial ekonomi
7. Kekayaan
8. Keuntungan/kerugian
capital
9. Tingkat
harga
10. Barang
tahan lama
11. Kredit
D. Prinsip
Teori Ekonomi
1. Barang
(goods) yang dikonsumsi mempunyai sifat semakin banyak akan semakin besar
manfaatnya.
2. Utilitas
(utility) adalah manfaat yang diperoleh seseorang karena ia mengkonsumsi
barang, dengan demikian ukuran manfaat (kepuasan) bagi seseorang karena
mengkonsumsi barang.
3. Pada
teori utilitas berlaku Hukum Manfaat yang Makin Menurun (The Law of Diminishing
Marginal Utility) yaitu bahwa awalnya seorang konsumen mengkonsumsi satu unit
barang tertentu akan memperoleh tambahan utilitas (manfaat) yang besar, akan
tetapi tambahan unit konsumsi barang tersebut akan memberikan tambahan utilitas
(manfaat) yang semakin menurun, dan bahkan memberikan manfaat negatif.
4. Pada
teori utilitas berlaku konsistensi preferensi, yaitu bahwa konsumen dapat
secara tuntas menentukan rangking dan ordering pilihan di antara berbagai paket
barang yang tersedia.
5. Dalam
teori utilitas dikatakan bahwa konsumen mempunyai pengetahuan yang sempurna
berkaitan dengan keputusan konsumsinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsumsi
adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah
tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan
pembelanjaan tersebut.Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan
sifat hubungan di antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian
dengan pendapatan nasional (pendapatan disposebel) perekonomian tersebut.
Fungsi konsumsi dapat dinyatakan dalam persamaan :
C
= a + bY
Macam-macam
Teori Konsumsi :
1. Teori
Konsumsi John Maynard Keynes.
2. Teori
Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Permanen (Milton Friedman).
3. Teori
Konsumsi dengan Hipotesis Siklus Hidup.
4. Teori
Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Relatif.
5.
Beberapa
Variabel Lain yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi.
Perkembangan ekonomi yang terjadi mengakibatkan
bertambahnya variabel yang dapat mempengaruhi pengeluaran konsumsi adalah
sebagai berikut :
1. Pendapatan
nasional
2. Inflasi
3. Suku
bunga
4. Jumlah
yang beredar
5. Selera
6. Faktor
sosial ekonomi
7. Kekayaan
8. Keuntungan/kerugian
capital
9. Tingkat
harga
10. Barang
tahan lama
11. Kredit
Prinsip Teori Konsumsi
1. Barang
(goods) yang dikonsumsi mempunyai sifat semakin banyak akan semakin besar
manfaatnya.
2. Utilitas
(utility) adalah manfaat yang diperoleh seseorang karena ia mengkonsumsi
barang, dengan demikian ukuran manfaat (kepuasan) bagi seseorang karena
mengkonsumsi barang.
3. Pada
teori utilitas berlaku Hukum Manfaat yang Makin Menurun (The Law of Diminishing
Marginal Utility) yaitu bahwa awalnya seorang konsumen mengkonsumsi satu unit
barang tertentu akan memperoleh tambahan utilitas (manfaat) yang besar, akan
tetapi tambahan unit konsumsi barang tersebut akan memberikan tambahan utilitas
(manfaat) yang semakin menurun, dan bahkan memberikan manfaat negatif.
4. Pada
teori utilitas berlaku konsistensi preferensi, yaitu bahwa konsumen dapat
secara tuntas menentukan rangking dan ordering pilihan di antara berbagai paket
barang yang tersedia.
5. Dalam
teori utilitas dikatakan bahwa konsumen mempunyai pengetahuan yang sempurna
berkaitan dengan keputusan konsumsinya
B.
Saran
Demikianlah
makalah ini saya buat, hanya sampai disini isi pembahasan teori konsumsi,
apabila ada kekurangan dalam menyusun makalah ini, saya mohon maaf. Maka dari
itu saya membutuhkan saran demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Tags:
MAKALAH