148
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TEMPER TRANTRUM dan KECEMASAN pada AUD
Temper
tantrum adalah ledakan kemarahan yang terjadi secara tiba-tiba, tanpa
terencana. Pada anak-anak, ini bukan hanya untuk mencari perhatian dari orang
dewasa saja. Ketika mengalami tantrum, anak-anak cenderung melampiaskan segala
bentuk kemarahannya. Baik itu menangis keras-keras, berteriak, menjerit-jerit,
memukul, menggigit, mencubit, dsb. Tantrum biasanya terjadi pada usia 2 dan 3
tahun, akan mulai menurun pada usia 4 tahun. Mereka biasanya mengalami ini
dalam waktu satu tahun. 23 sampai 83 persen dari anak usia 2 hingga 4 tahun
pernah mengalami temper tantrum.
Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap
situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang. Kecemasan bisa muncul sendiri atau
bergabung dengan gejala-gejala lain dari berbagai gangguan emosi (Savitri
Ramaiah, 2003:10). Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb (Fitri Fauziah &
Julianti Widuri,2007:73) kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang
mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan,
perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam
menemukan identitas diri dan arti hidup.
B.
PENYEBAB TEMPER TRANTRUM dan KECEMASAN pada
ANAK
Penyebab Temper Trantrum pada anak
Temper tantrum biasa
terjadi karena beberapa hal pemicu. Diantaranya adalah:
1.
Frustrasi.
Jangan
dikira hanya orang dewasa saja yang bisa frustrasi. Anak-anak pun mengalami hal
ini. Misalnya, anak-anak akan menjadi cepat marah manakala mereka tidak bisa mencapai
sesuatu yang sangat mereka inginkan. Dalam artian, mereka gagal. Kegagalan
memicu rasa frustrasi, dan akhirnya kemarahan itupun meledak.
2.
Lelah.
Anak-anak
yang kelelahan, akan menjadi mudah marah. Aktivitasnya yang padat dan sedikit
waktu bermain akan membuat anak-anak cepat marah dan emosi.
3.
Orangtua terlalu mengekang.
Sikap
orangtua yang terlalu banyak mendikte dan mengekang anak, juga dapat
berpengaruh bagi emosinya. Anak-anak yang merasa jenuh dengan kekangan
orangtuanya, suatu saat akan mencapai titik puncak kejenuhan. Dan marah-marah
adalah salah satu bentuk ledakan tersebut.
4.
Sifat dasar anak yang emosional.
Beberapa
anak mewarisi sifat dasar emosional dari orangtuanya. Mereka ini cenderung
tidak sabaran, gampang marah meski karena hal-hal kecil.
5.
Keinginan tak dipenuhi.
Salah
satu kesalahan yang sering kali dilakukan orangtua adalah mereka begitu
mudahnya membujuk anak-anak dengan iming-iming. Menangis sedikit, anak dibujuk
dengan es krim atau mainan. Akhirnya ini akan menjadi kebiasaan, dan anak-anak
mengenali pola ini. Suatu ketika, ia memiliki keinginan akan sesuatu, ia akan
menangis dan mengamuk jika keinginan tersebut tidak segera dipenuhi oleh
orangtuanya.
Penyebab
Kecemasan pada anak
1.
Masalah
dalam hidup
Gangguan kecemasan pada anak
berpotensi akibat orang tua yang perfeksionis atau terlalu kritis. Jika
anak-anak hanyak mendapatkan sedikit penghargaan dari orang tua, maka mereka
akan bereaksi dengan perilaku cemas.
2.
Masalah Fisiologis
Gangguan kecemasan ini
bisa muncul akibat faktor keturunan. Kecemasan bisa pula disebabkan adanya
ketidakseimbangan kimiawi dalam otak. Bebrbagai masalah kesehatan akan memicu
kecemasan pada anak.
3. Faktor Lingkungan
Contoh diantaranya termasuk peristiwa trauma
dan stress, perceraian, kematian oran yang dicintai, dan perubahan suasana di
sekolah.
4. Kepribadian
Kepribadian memainkan peran utama pada
timbulnya gangguan kecemasan. Orang-orang yang rendah diri lebih rentan
terhadap gangguan kecemasan, karena terus menerus berpikir negative juga dapat
menimbulkan gangguan kecemasan.
C.
GEJALA TEMPER TANTRUM dan KECEMASAN PADA AUD
Gejala Temper Tantrum pada Anak
Gejala Kecemasan pada Anak
1. Berdebar diiringi
dengan detak jantung yang cepat
Kecemasan
memicu otak untuk memproduksi adrenalin secara berlebihan pada pembuluh darah
yang menyebabkan detak jantung semakin cepat dan memunculkan rasa berdebar.
Namun dalam beberapa kasus yang ditemukan individu yang mengalami gangguan
kecemasan kontinum detak jantung semakin lambat dibandingkan pada orang normal.
2. Rasa sakit atau
nyeri pada dada
Kecemasan
meningkatkan tekanan otot pada rongga dada. Beberapa individu dapat merasakan
rasa sakit atau nyeri pada dada, kondisi ini sering diartikan sebagai tanda
serangan jantung yang sebenarnya adalah bukan. Hal ini kadang menimbulkan rasa
panik yang justru memperburuk kondisi sebelumnya.
3. Rasa sesak napas
Ketika rasa
cemas muncul, syaraf-syaraf impuls bereaksi berlebihan yang menimbulkan sensasi
dan sesak pernafasan, tarikan nafas menjadi pendek seperti kesulitan bernafas
karena kehilangan udara.
4. Berkeringat
secara berlebihan
Selama
kecemasan muncul terjadi kenaikan suhu tubuh yang tinggi. Keringat yang muncul
disebabkan otak mempersiapkan perencanaan fight or flight terhadap
stressor
5. Kehilangan gairah
seksual atau penurunan minat terhadap aktivitas seksual
7. Tubuh gemetar
Gemetar adalah
hal yang dapat dialami oleh orang-orang yang normal pada situasi yang menakutkan
atau membuatnya gugup, akan tetapi pada individu yang mengalami gangguan
kecemasan rasa takut dan gugup tersebut terekspresikan secara berlebihan, rasa
gemetar pada kaki, atau lengan maupun pada bagian anggota tubuh yang lain.
8. Tangan atau
anggota tubuh menjadi dingin dan bekeringat
9. Kecemasan depresi
memunculkan ide dan keinginan untuk bunuh diri
10. Gangguan kesehatan seperti sering merasakan
sakit kepala (migrain).
D.
INTERVENSI GURU
Intervensi
Guru terhadap Temper Tantrum pada anak
1. Cari tahu penyebabnya.
Dengan
mengetahui penyebab anak-anak mengamuk, kita akan mudah menentukan langkah yang
harus kita ambil dalam menghadapi mereka.
2. Jangan ikut emosi.
Biasanya,
orangtua akan ikut-ikutan menjadi emosi manakala anak mereka mengamuk. Orangtua
bisa memukul, mencubit, Anak-anak bukannya akan belajar mengatasi kemarahan
mereka, tapi malah semakin menganggap orangtuanya jahat.
3. Abaikan dan ajari anak mengatasi kemarahannya.
Jangan
turuti semua hal yang diinginkan pada saat itu juga. Bersikap cuek dan tidak
memperdulikan kemarahannya, sebenarnya adalah cara yang sangat jitu untuk
membuatnya tahu, bahwa kemarahannya tidak bisa membeli keinginannya. Katakan
padanya, bahwa hanya anak-anak yang menyampaikan keinginan dengan cara yang
baiklah yang akan mendapatkan keinginannya itu dari Anda. Bukan dengan amukan,
tangisan, bahkan berguling-guling. Sikap tegas dan konsistensi Anda dengan
sikap ini akan membuatnya berlatih lebih disiplin.
4. Sudut diam.
Dalam
artian, bukan mengurung anak di kamar mandi atau di gudang. Tidak perlu main
kunci pintu atau rantai. Cukup sediakan sebuah kursi yang Anda sebut sebagai
kursi diam. Saat mengamuk, dudukkan anak disana, dan ia tidak boleh kemana-mana
sampai ia bisa menenangkan diri. Boleh juga meminta anak untuk masuk ke kamarnya
sendiri dan menenangkan diri. Ia boleh keluar dan kembali menyapa Anda setelah
ia tenang.
Intervensi
Guru terhadap Kecemasan pada anak
1.
Kontrol pernafasan yang baik
Rasa cemas membuat tingkat pernafasan semakin
cepat, hal ini disebabkan otak "bekerja" memutuskan fight or
flight ketika respon stres diterima oleh otak. Akibatnya suplai oksigen
untuk jaringan tubuh semakin meningkat, ketidakseimbangan jumlah oksigen dan
karbondiosida di dalam otak membuat tubuh gemetar, kesulitan bernafas, tubuh
menjadi lemah dan gangguan visual. Ambil dalam-dalam sampai memenuhi paru-paru,
lepaskan dengan perlahan-lahan akan membuat tubuh jadi nyaman, mengontrol
pernafasan juga dapat menghindari srangan panik.
2.
Melakukan relaksasi
Kecemasan meningkatkan tension otot,
tubuh menjadi pegal terutama pada leher, kepala dan rasa nyeri pada dada. Cara
yang dapat ditempuh dengan melakukan teknik relaksasi dengan cara duduk atau
berbaring, lakukan teknik pernafasan, usahakanlah menemukan kenyamanan selama
30 menit.
3.
Intervensi kognitif
Kecemasan timbul akibat ketidakberdayaan
dalam menghadapi permasalahan, pikiran-pikiran negatif secara terus-menerus
berkembang dalam pikiran. caranya adalah dengan melakukan intervensi pikiran
negatif dengan pikiran positif, sugesti diri dengan hal yang positif,
singkirkan pikiran-pikiran yang tidak realistik. Bila tubuh dan pikiran dapat
merasakan kenyamanan maka pikiran-pikiran positif yang lebih konstruktif dapat
meuncul. Ide-ide kreatif dapat dikembangkan dalam menyelesaikan permasalahan.
4.
Pendekatan agama
Pendekatan agama akan memberikan rasa nyaman
terhadap pikiran, kedekatan terhadap Tuhan dan doa-doa yang disampaikan akan
memberikan harapan-harapan positif.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Orang tua dapat belajar bagaimana memelihara dan menegakkan
disiplin secara efektif. Terlalu permisif dengan disiplin yang longgar membuat
segala sesuatu harus dipenuhi. Sebaliknya, terlalu otoriter tidak baik dalam
pengasuhan anak, coba sekali-kali gunakan gaya pengasuhan dengan lebih
mendengarkan suara anak. Gaya pengasuhan otoriter adalah gaya pengasuhan yang
belum mengakui hak-hak anak. Intinya adalah keseimbangan dalam pengasuhan,
kapan orangtua perlu bertindak disiplin dan kapan perlu mendengarkan keinginan
dan hak anak.
Kecemasan
dapat muncul pada situasi tertentu seperti berbicara didepan umum, tekanan
pekerjaan yang tinggi, menghadapi ujian. Situasi-situasi tersebut dapat memicu
munculnya kecemasan bahkan rasa takut. Namun, gangguan kecemasan muncul bila
rasa cemas tersebut terus berlangsung lama, terjadi perubahan perilaku, atau
terjadinya perubahan metabolisme tubuh.
Tags:
MAKALAH